Kompasiana kali ini membuat tema menarik tentang aparatur sipil negara yang disingkat ASN. Omjay menjadi teringat ketika kami di PGRI mengadakan lomba olimpiade TIK nasional di gedung A Kemdikbud Senayan Jakarta pusat.
Waktu itu semua siswa dan murid dari sekolah dasar sampai SMA dan sederajat mengikuti berbagai lomba TIK tingkat nasional. Omjay sendiri saat itu berada di Negera Jepang. Omjay menyaksikannya sambil membawa rombongan siswa SMP Labschool Jakarta studi banding ke sekolah-sekolah yang ada di Jepang.
Dengan dukungan Sponsor akhirnya olimpiade TIK Nasional yang kami singkat OTN 2016 dapat berjalan dengan lancar. Kita dibuat kagum dengan generasi emas Indonesia yang sudah menguasai TIK dengan baik. Salut dengan siswa dan murid Indonesia.
Sayangnya di Indonesia saat ini, belum semua ASN menguasai TIK. He-he-he, jadi wajar kalau pelayanan publik masih dilakukan secara manual dan belum digital. Hal ini harus terus ditingkatkan agar ASN kita juga menguasai TIK. Sekarang namanya informatika kalau di sekolah merdeka.
Pandemi covid19 telah membuat ASN wajib menguasai TIK. Mau tidak mau, suka atau tidak suka semua ASN harus bisa menguasai TIK. Oleh karena itu, semua instansi pemerintah wajib memasukkan anggaran diklat TIK kepada semua ASN sehingga pelayanan publik dapat dilakukan secara digital dan tidak lagi manual.
Tentu tidak semua pelayanan publik dapat dilakukan secara digital. Hal ini tentu harus dicarikan solusinya agar masyarakat dapat terlayani dengan baik. Misalnya pelayanan kesehatan dan pendidikan.Â
Guru yang melayani jasa di bidang pendidikan harus sudah mampu menguasai TIK. Oleh karena itu pemerintah menghapus matpel TIK di dalam kurikulum 2013 dan diganti matpel prakarya. Harapannya semua guru bisa menguasai TIK. Namun kenyataannya bukan menguasai TIK tapi justru menjadi gaptek, karena malas belajar TIK.
Pandemi covid19 membuat guru Indonesia belajar TIK. Kegiatan yang dulu offline kini menjadi online. Guru harus belajar aplikasi baru kalau tidak ingin ditinggalkan murid-muridnya.
Begitu juga dokter dan perawat yang bergerak di bidang kesehatan. Mereka juga dipaksa harus menguasai TIK. Muncul berbagai aplikasi yang memudahkan pasien membeli obat dan berkonsultasi dengan dokter secara online tanpa harus ketemu secara langsung.