Kapan ya kita ke Yogyakarta lagi? Itulah pertanyaan saya dalam hati.
Kota gudeg Yogyakarta memang ngangenin. Baru saja kami meninggalkan kota pelajar ini. Kok sudah kepengen kembali lagi?
Begitulah yang terjadi. Saya pasti akan kembali lagi datang ke kota ini. Bersama istri dan anak untuk menikmati keindahan kota ini. Saya sudah menemui uniknya kota Yogyakarta dari sudut pandang yang berbeda.
Awalnya saya tak pernah mengira. Dengan uang Rp.74.000 bisa berangkat ke Yogyakarta. Anak saya yang bekerja di Traveloka memberi kabar bahwa ada tiket kereta ekonomi dari stasiun pasar Senen menuju stasiun Lempuyangan.
Jujur saya sudah lama tak naik kereta ekonomi. Saya pikir keretanya bau dan tak ber-AC. Ternyata saya salah duga. Keretanya enak dan nyaman. Terima kasih pak Jonan atas prestasi anda. Kami pemakai kereta api sangat mengapresiasi kinerja PT Kereta Api Indonesia.
Sampai Yogyakarta saya melihat sisi unik kota ini. Kami tidak menginap di hotel. Tapi di rumah seorang kawan yang dekat dengan Malioboro Yogyakarta. Jadi kalau mau main ke Malioboro bisa kapan saja.
Di dekat situ kami makan nasi rames dan wisata kulinernya yang lezat. Kami juga sempat ditraktir di sate pak Phong yang terkenal itu. Bahkan sebelum pulang sempat diajak makan siang oleh mas Adi dari penerbit Andi di ayam goreng Suharti Yogyakarta.
Kegiatan konkernas III PGRI memang singkat. Banyak kawan yang bertanya apa hasilnya? Saya jawab segeralah tonton Chanel YouTube PB PGRI atau Chanel Youtube PGRI Yogyakarta. Di sana anda akan temukan apa saja hasilnya. Transformasi digital PGRI memang harus dimulai dari sekarang.