Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awas Virus Omicron Mengintai Anda!

7 Februari 2022   08:00 Diperbarui: 7 Februari 2022   08:25 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi kawan-kawan pembaca kompasiana semuanya. Semoga sapaan saya hari ini menemui kita semua dengan wajah yang senantiasa tersenyum dan selalu mengucap syukur untuk setiap berkat yang kita terima dari Allah. Kita semua dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Pesan Omjay adalah Awas Virus Omicron Mengintai anda!

Perlu kita ketahui. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari oleh setiap orang di dunia ini. Orang mencari kebahagiaan dengan berbagai cara, misalnya dengan menikmati gaya hidup hedonisme (mencari kesenangan duniawi). Ada juga yang mencarinya melalui hubungan dengan roh-roh jahat. Namun semuanya sia-sia, karena kebahagiaan yang ditempuh dengan cara itu adalah kebahagiaan semu. Kalau begitu bagaimana kita bisa memperoleh kebahagiaan sejati? 

"Semua orang yang berbahagia selalu bersyukur. Orang yang tidak bersyukur tidak dapat berbahagia". (Dennis Prager)

Kita sering salah persepsi dan cenderung berpikir bahwa karena tidak bahagia, orang mengeluh. Padahal yang benar adalah, orang mengeluh, maka ia tidak berbahagia. Jadi ketika anda dinyatakan positif Covid-19, maka tetap tenang dan bahagia. Selalu bersyukur karena ada hal baik yang sudah dipersiapkan Allah kepada kita. Jangan mengeluh dan tetap bersyukur. Dengan cara seperti itulah anda akan kembali sehat dan merasakan kebahagiaan.

Mungkin sekaranglah saatnya kita harus belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal. Allah seringkali mengijinkan kegagalan untuk mengukur iman kita, apakah kita tetap berterimakasih dan mengucap syukur dalam segala hal? Apakah kita hanya mau menerima yang baik dari Allah, tapi tidak mau menerima yang buruk? 

Hal Itulah yang saya alami ketika dinyatakan positif covid-19 tahun lalu. Saya menulis di kala sakit. Kisah nyata itu saya bukukan dalam buku awas virus corona mengintai anda. Sekarang virus ini namanya Omicron. Varian baru dari Afrika, dan penyebarannya cepat sekali. Kawan-kawan saya banyak yang terkena virus ini. Terpaksa harus isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka menerimanya dengan lapang dada. Tetap bersyukur walaupun dinyatakan positif covid-19. Saya bertemu mereka lewat aplikasi zoom pagi ini. Seraya saling mendoakan agar kita semua sehat. Kalau kita sehat, kita bisa saling bertemu kembali di dunia nyata.

dokpri
dokpri

Saya membaca kisah seorang tokoh terkenal penemu lampu listrik. Thomas Alva Edison tidak mengeluh bahkan tetap bersyukur saat laboratoriumnya habis terbakar. Nah, hasil yang dia peroleh adalah tidak hanya kekuatan baru yang membuatnya menggapai keberhasilan, namun juga kebahagiaan sejati dan damai sejahtera. Karena bersyukur adalah kunci agar tidak kehilangan kebahagiaan dan damai sejahtera. Apapun yang terjadi kepada Anda, akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkan Anda, bila Anda tidak mengijinkannya untuk melemahkan Anda. Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan.

Tidak banyak yang tahu kejadian buruk yang pernah menimpa Thomas Alva Edison di usianya yang ke 67. Ketika itu kobaran api yang sangat besar melahap dan membakar habis gedung laboratoriumnya. Laboratorium dimana dia telah menghabiskan sepanjang hidupnya untuk menghasilkan karya selama bertahun-tahun, habis dalam sekejab. Tapi apa yang dikatakannya tidak lama setelah dia menyaksikan kebakaran hebat itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun