Hari ini, Jumat 4 Desember 2020, saya ikut menjalani test swab yang ketiga di Puskesmas Jatibening, Kota Bekasi. Pukul 08.00 wib saya sudah berada di lokasi Puskesmas. Ada beberapa orang yang nampaknya juga akan mengikuti test swab. Saya belum ada yang kenal siapa saja mereka.
Petugas puskesmas Jatibening memanggil saya. Beliau menyerahkan dokumen hasil test swab anak dan istri saya. Juga obat yang harus dimakan istri tercinta. Hasil test swab kedua, istri masih positif covid-19, sedang anak saya Berlian sudah Negatif Covid-19.
Seorang kawan Alumni IKIP Jakarta mengingatkan omjay. "Hati-hati nulis artikel itu, harus ada data ilmiah yang jelas dan akurat, bukan praduga, atau asumsi pikiran sendiri", begitulah beliau mengingatkan saya.
Teman alumni lainnya ikut menimpali di WA Group, Setuju bu...
Kadang pengalaman pribadi dibuat tulisan, kebetulan penulisnya sdh terkenal, bisa jd yg ngefans bisa jd _takliq (maaf) buta..._ Jd bisa dianggap benar...
Di dunia kesehatan, sebuah pengalaman pribadi dan turun-tenurun disebut empiris tdk ada bukti ilmiah dan tentunya tidak bisa dijadikan bahan pembenaran utk sebuah terapi pengobatan...
Kembali ke ayam suwir jika kaidahnya utk dimakan agar kenyang dan sehat, tentunya bisa berakibat perbaikan atau bisa meningkatkan sistem imun/kekebalan...
Rumusnya kata seorang dokter, pakai masker dan makan kenyang...
Hampir 20th berkecimpung di dunia medis, virus hanya bisa dilawan oleh sistem kekebalan yg ada di diri sendiri...
Karena memang Allah sdh menciptakan tubuh kita dgn sangat sempurna...
Rumit dan kompleks jika dijelaskan 🙏
Jika pun ttp kena, itu sdh kodarullah... Al Khair Khiratullah...