Sekitar seminggu saya mengalami sakit dan mulai agak baikan ketika saya merasakan sudah enak makan. Alhamdulillah saya sudah mau makan lagi dan semua makanan yang terhidang bisa saya habiskan.
Saya mengambil inisiatif ke klinik kimia farma dekat rumah untuk rapid test. Ternyata hasilnya tidak bagus. Saya dikatakan reaktif dan diberikan surat rujukan untuk test swab di puskesmas Jatibening.
Hari jumat pagi pukul 08.00 wib, saya ikut test swab dan alhamdulillah berjalan lancar. Saya merasakan semakin sehat dan yakin hasilnya negatif.
Namun, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Dokter Silvi mengabarkan kalau saya positif Covid-19 pada hari Senin pagi. saya sedih mendengarkan kabar buruk ini dan harus menerima dengan lapang dada.
Sakit itu tidak enak, tapi saya justru merasakan kebalikannya. Makan enak, tidur nyenyak. Banyak orang yang baik hati mengirimkan obat dan makanan ke rumah. Ucapan dan doa agar saya cepat sembuh juga banyak berdatangan.
Ternyata beberapa teman juga ada yang sudah terkena virus covid-19 ini. Saya mendengarkan kisah mereka baik secara lisan maupun tulisan. Kisahnya macam-macam dan mereka alhamdulillah bisa sembuh.
Tadi pagi kepala sekolah pak Haji Asdi Wiharto menelepon dan memberi semangat. Saya tetap mengajar online seperti biasa. Bahkan sempat menjemput anak dan istri yang hari ini ikut tes swab di puskesmas Jatibening. Semoga hasilnya negatif. aamiin.
Demikianlah sedikit kisah saya hari ini melawan covid-19. Tidak merasakan sakit hanya batuk kering saja. Semoga selama masa karantina mandiri ini saya dapat melawannya dengan penuh kegembiraan. Suasana rumah harus dibuat senang dan bahagia. Rumahku adalah surgaku.
Pikiran saya harus tetap senang dan bahagia. Tetap tenang menghadapi penyakit ini dengan senyuman. Banyak bercanda dan saling menghibur bersama anak dan istri. Mungkin ini cara Allah agar saya terus berkarya lewat tulisan dan bercerita tentang perasaan menjadi penderita covid-19.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay, Guru Blogger Indonesia