Petualang saya di kota xuzhou dimulai ketika saya ketinggalan sholat jumat. Saya tertinggal dengan rombongan besar.
Di depan kampus saya tanya pak polisi yang sedang bekerja mengatur lalu lintas. Beliau tak tahu di mana mesjid terdekat. Harus naik bus katanya.
Dengan bahasa inggris tarzan saya mencoba bertanya kepada mahasiswa cumt yg saya temui. Mereka bilang harus naik bus.
Saya sempat bolak balik di sepanjang jalan di depan kampus. Barangkali saya ketemu orang Indonesia yang mau sholat jumat.
Sampai suatu ketika saya melihat sepeda berwarna hijau sewaan ada berjajar rapi di dekat halte bus.
Salah seorang penyewa saya melihat hanya menggunakan ponselnya. Cukup memotret barcode yg ada dekat sepeda, maka kunci sepedapun terbuka dan siap dipakai untuk berkeliling kota.
Sayang saya tak punya uang elektronik. Sewa sepeda saya lihat tak ada yg pakai uang cash.
Saya sempat melamun di depan halte bus. Dalam sejarah hidup saya, baru kali ini ketinggalan sholat jumat di negeri orang.
Dengan bahasa inggris pas pasan saya coba lagi tanya sana sini. Barangkali ada masjid dekat sini. Namun tak ada masjid dekat sini.
Untung tak dapat diraih. Malang tak dapat ditolak. Â Pulanglah saya kembali ke dormitory. Di penginapan waktu makan siang telah tiba. Saya santap makan siang dengan tak berselera.
Sampai kamar sunyi sepi sendiri. Pak Hartono teman sekamar ikut rombongan besar ke masjid.