&Selama berada di negara china, dunia serasa terbalik. Hal ini terasa sekali ketika berada di luar negeri. Contohnya ketika kami naik bus selama 6 jam dari bandara Nanjing ke kampus China University of Mining and Technology (CUMT).
Supir bus yang biasa ada di sebelah kanan, kini berubah menjadi sebelah kiri. Begitu juga pintu masuknya. Jalan raya juga berubah. Biasa kita berjalan di sebelah kiri, kini di sebelah kanan.
Di luar dingin sekali, di dalam bus hangat sekali. Beda dengan di Jakarta. Di luar mobil udara panas, dan di dalam mobil dingin karena pakai AC. Dunia serasa terbalik setelah kami berada di negara china.
Biasanya kalau subuh sudah terdengar adzan subuh dari masjid ke masjid. Di china tidak terdengar suara itu. Hanya suara kereta api cepat yang melewati pinggiran kampus CUMT.
Di Indonesia, masjid atau tempat sholat dengan mudah kita dapatkan. Di China, khususnya di kota Xuzou justru sebaliknya. Kami harus mencari masjid yang cukup jauh untuk sholat jumat. Bahkan ketika sampai di bandara, kami sholat di bawah escalator karena tidak kami temukan mushollah atau tempat sholat.
Dunia menjadi terbalik selama berada di China. Saya menjadi teringat ketika kami sampai penginapan kampus atau dormitory. Di sana kami diberikan makan malam dengan porsi besar. Biasanya kami makan nasi sedikit. Ini satu mangkok besar. Persis sepiring mangkok bakso dengan lauk pauk dan sayur yang juga besar. Banyak kawan yang tidak habis makannya, karena porsinya untuk makan dua sampai tiga orang.
Beberapa teman mengusulkan kepada panitia. Makanan diambil sendiri saja. Seperti parasmanan di Indonesia. Mereka yang makannya sedikit tidak kena beban untuk menghabiskan makanan dalam jumlah besar. Kasihan ibu-ibu yang porsi makannya tidak banyak.
Setiap pagi biasanya ada ceramah agama dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Di sini, di negara komunis dan sosialis ini tidak ada terdengar suara orang yang membacakan kitab suci Al-Quran. Saya membuka internet, saya buka juz 30 (Juz Amma). Suaranya begitu menyentuh hati, sangat menyentuh hati. Alunan ayat suci terdengar di kamar kami.
Jangan berharap anda dapat akses internet sebebas di Indonesia. Di sini youtube dan google sulit dibuka. Kalaupun bisa anda harus install VPN master dulu baru bisa. Begitu juga yang terbiasa pakai WA. China lebih suka pakai we chat.
Saat mau sholat 5 waktu, kami kesulitan arah kiblat. Dicari ke sana kemari tak ada petunjuk apapun di dalam kamar untuk arah kiblat. Untunglah saat ini sudah canggih. Telepon seluler dan ponsel pintar kami bekerja dengan baik. Arah kiblat dapat kami temukan. Begitu matahari terbit di timur dan tenggelam di barat, barulah kami yakin dengan kecanggihan teknologi ini.
Dunia memang terasa terbalik selama berada di negara china. Alhamdulillah, sambil menikmati suara alunan merdu mishari rashid alafasy saya tuliskan cerita ini. Anda dapat menikmatinya di website www.vidio.com