Minggu, 10 Maret 2019, kami mengikuti kuliah ceramah umum di Universitas Jiangsu. Di tempat ini kami bertemu kembali dengan kawan-kawan guru dan pengawas serta kepala sekolah yang kuliah di tempat ini. Saat pembukaan acara program guru ke luar negeri, kami bertemu di gedung ini.
Materi yang disampaikan dalam ceramah umum kali ini adalah Ten Issues Concerning Development of Higher Vocational Education in China yang disampaikan oleh Yuan Jingyu, Ph.D, Deputy Director of Education Department of Jiangsu Provinsial Government.
Sepuluh masalah mengenai pengembangan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi ini menjadi isu penting di berbagai negara. Termasuk juga China sebagai negara besar di dunia.
Sebenarnya, masalah Pendidikan di negara china tidak begitu beda dengan negara Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang jauh lebih besar dari Indonesia, China memperbaiki sedikit demi sedikit pendidikannya.
Pendidikan tinggi di China dimulai dengan berdirinya universitas negeri pertama di tahun 1896. Sampai berdirinya Republik Rakyat Cina pada tahun 1949, pendidikan tinggi China dikembangkan sebagian besar sesuai dengan model universitas Barat. Setelah titik awal dalam sejarah China, pendidikan Cina memotong hubungan dengan dunia Barat dan menyesuaikan diri dengan model universitas yang lebih mirip dengan bekas Uni Soviet. Ini berarti rekonstruksi pendidikan tinggi pada awal tahun 1950an. Selama masa ini, universitas yang lebih besar dan lebih komprehensif dipecah menjadi institusi khusus yang lebih kecil seperti universitas teknik, perguruan tinggi pertanian, perguruan tinggi medis dan lembaga perkeretaapian.Â
Setelah reorganisasi tahun 1950-an, universitas-universitas di China sejak tahun 1990-an kembali ke model yang lebih barat dengan sekolah yang lebih besar dan pendidikan yang lebih umum. Terlepas dari perubahan yang terus berlanjut ini, masih umum, dengan spesialisasi yang sangat tinggi dalam sistem pendidikan Tiongkok.Â
Sistem pendidikan Tiongkok didasarkan pada struktur seleksi elit, di mana nilai ujian masuk universitas nasional menentukan nasib Anda (setidaknya di sistem negara). Persentase populasi perguruan tinggi China di pendidikan tinggi telah meningkat dari 1,4% pada tahun 1978 menjadi sekitar 20% di tahun 2005. Setiap tahun 450.000 mahasiswa teknik lulus dari perguruan tinggi, 50.000 lulusan dengan gelar magister, dan 8.000 lulusan doctor.
Saya mendengarkan kembali presentasi Mr. Yuan Jingyu. Lulusan Pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi sudah bias menyerap tenaga kerja china. Sekolah di TK 3 tahu, SD dan SMP 9 tahun, SMA dan SMK 3 tahun. Hampir sama dengan di Indonesia.Â
China memperbaiki lulisannya dengan keterampilan vokasional yang siap kerja dan selalu bekerja sama dengan dunia industry. Selain itu China juga bekerjasama dengan universitas lainnya di negara lain dan membuka cabangnya di setiap negara. Bahkan china menyiapkan beasiswa untuk mahasiswa yang bias Bahasa mandarin dan Bahasa Inggris.
JURNAL HARIAN (HARI 8)
Hari/Tanggal : Minggu / 10 Maret 2019