Kisah lebaran kali ini double. Kemarin belum sempat menulis. Mata sudah mengantuk. Nonton bola piala dunia sambil merem melek. Sudah gak tahu lagi siapa yang menang dan yang kalah. Mata sudah terpejam dan mimpi indahpun datang.
Saya mimpi indonesia masuk final piala dunia. Fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola ada di mana mana. Para pemian muda berbakat mudah didapat dari 200 juta penduduk indonesia.
Semoga mimpi saya menjadi kenyataan. Mungkin juga mimpi saya dan anda sama. Sampai suatu ketika saya terbangun mendengar adzan subuh di telinga.
Hari ini puasa syawal hari keenam. Biasanya saya makan sahur dulu seperti puasa ramadan. Namun, mimpi yang indah membuat saya tertidur lelap di kursi tamu.
Semalam memang tidur agak larut. Anak dan istri baru datang dari taraju tasikmalaya. Senang melihat mereka datang dengan selamat dan menikmati liburannya.
Saya sendiri asyik ngobrol sama mak esih dan teh yani yang menemani emak malam ini. Kami ngobrol seputar kehidupan rumah tangga. Rumahku surgaku akan terwujud dari cara kita membangunnya.
Dalam berkeluarga ada suka dan duka. Ada sedih dan gembira. Ada bahagia ada sengsara. Ada kaya ada miskin. Begitulah Allah memberikan pasangan dalam kehidupan kita.
Ujian kita berbeda beda. Ada dengan kekayaan dan ada juga dengan kemiskinan. Ada yang baik dan ada yang buruk.
Sambil menikmati sate dan soto ayam yang dibelikan emak, saya dengarkan cerita emak esih dengan seksama.
Suami istri itu harus rukun. Bertengkar boleh tapi jangan terlalu sering. Sebab itu akan menghalangi pintu rezeki.
Di belakang suami yang sukses ada istri solekhah yang menemani. Begitu juga sebaliknya.