Resensi buku, "TIK Kapan Kau Kembali"?
Di meja kerja saya, sudah ada buku TIK  kapan kau kembali. Sebuah karya tulis yang dibuat oleh bapak Yoyon  Supriyono. Beliau bukan guru TIK di SMP atau SMA. Bukan juga guru KKPI  di SMK yang sekarang sudah berubah nama menjadi simulasi digital. Beliau  adalah guru bahasa Inggris di SMP yang mendapatkan tugas tambahan  sebagai kepala sekolah di SMP. Beliau memutuskan untuk bergabung bersama  kami para pejuang TIK Indonesia di dalam KOMUNITAS GURU TIK & KKPI.
Buku yang baru saja diluncurkan pada 28  Oktober 2017 ini membuat kami menjadi semangat kembali untuk terus  melanjutkan perjuangan dengan berbagai cara. Buku dengan ISBN 978-602-5429-97-2 telah membuat kami yang membacanya terpicu untuk maju dengan  mengembangkan ilmu TIK di dalam dunia pendidikan kita. TIK dalam  pendidikan sangatlah penting dan tidak ada yang dapat membantahnya.
Keluarnya Peraturan Presiden (PP) SBY  Nomor 32 tahun 2013 sampai saat ini menuai kontroversi. Mata pelajaran  TIK dihapuskan dalam standar isi kurikulum nasional. Guru TIK yang ada  diperintahkan untuk mengajar prakarya atau pindah ke mata pelajaran  asal. Sebagian ada yang dimutasi ke SMK dan birokrasi. Sisanya, diminta  untuk menjalankan bimbingan TIK sesuai dengan permendikbud nomor 45  tahun 2015.
Kenyataan ini, tidak lantas kami para  guru TIK berhenti berjuang. Kami tetap berjuang dengan cara-cara yang  baik dan santun. Cerdas sekaligus matang dalam berpikir dan bijak dalam  bertindak. Hasilnya, Roadshow di 32 kota sudah kami jalankan demi sebuah  misi mengembalikan TIK/KKPI sebagai mata pelajaran. Bahkan kami telah  melaksanakan olimpiade TIK nasional (OTN) yang kedua tahun ini tanpa satu sen pun uang dari kemdikbud. OTN kami  laksanakan di kantor kemdikbud dengan sebuah harapan kemdikbud  memikirkan ulang kebijakannya.
Perjuangan guru TIK dan KKPI akan terus  berlanjut sampai bangsa ini sadar akan pentingnya TIK sebagai ilmu dan  bukan hanya sekedar alat bantu. Kemandirian bangsa di bidang TIK harus  terus dilakukan agar Indonesia merdeka di bidang TIK dan data digitalnya  tidak dikuasai negara lain. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  harus diberikan sejak dini kepada generasi emas Indonesia bila Indonesia  ingin berjaya di tahun 2045. TIK akan mempercepat Indonesia yang  meruapakan negara kepulauan.
Kesalahan kebijakan pemerintahan  terdahulu dengan menghapus mata pelajaran TIK dan kemudian menggantinya  dengan prakarya dalam kurikulum 2013 adalah sejarah kelam kurikulum  pendidikan Indonesia. Indonesia semakin tertinggal bila hal ini terus  dibiarkan.