Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Orang Tua di Era Digital

14 Desember 2015   09:07 Diperbarui: 14 Desember 2015   10:54 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi sahabatku semuanya. Selamat menyambut pagi yang indah dan cerah. Mari kita saling mendoakan untuk menjemput rezeki kita hari ini. Semoga kita mendapatkan rezeki yang berkah dan melimpah. Aamiin.

Yuk kita menulis di blog kompasiana, dan sebarkan tulisan positif agar hasilnya juga positif untuk bangsa dan negara Indonesia. Seperti pesan presiden Jokowi agar kita terus optimis membangun sistem dan menatap masa depan. Isi pesannya ada di sini.

Seorang kawan guru mengirimkan tulisan inspiratif di WA group sekolah, isinya sebagai berikut:

ANAKMU MENGENALKAN SIAPA DIRIMU

~ Jika anakmu BERBOHONG itu karena engkau MENGHUKUMNYA terlalu berat
~ Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI itu karena engakau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
~ Jika anakmu KURANG BERBICARA itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA BICARA
~ Jika anakmu MENCURI itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI
~ Jika anakmu PENGECUT itu karena engkau selalu MEMBELANYA
~ Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS kepadanya
~ Jika anakmu suka MARAH-MARAH itu karena engkau KURANG MEMUJINYA
~ Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS itu karena engkau TIDAK BERBAGI dengannya
~ Jika anakmu suka MENGKASARI orang lain itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN terhadapnya
~ Jika anakmu LEMAH itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA
~ Jika anakmu CEMBURU itu karena engkau KURANG MENCIUM atau MEMELUKNYA
~ Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK padanya
~ Jika anakmu TERTUTUP itu karena engkau TERLALU SIBUK

Ya Allah....Tuhan yang maha Mulia..
Jadikanlah anak-anak kami anak yang sholeh dan sholehah, taat kepada kedua orang tuanya...Aamiin
Ya Allah

Semoga bermanfaat ...

Terus terang menjadi orang tua di era digital saat ini tidaklah mudah. Kita sebagai orang tua harus pandai menaklukkan kaum digital native. Mereka adalah kaum yang dekat dengan teknologi. Sebagai kaum Immigrant atau pendatang dalam bidang teknologi tentu kita harus terus belajar sepanjang hayat sehingga tahu perkembangan teknologi yang terjadi. Inilah tantangan tersendiri menjadi orang tua di era digital.

Dalam pembelajaran di sekolah juga terjadi perubahan paradigma. Pembelajaran abad 21 adalah menguatkan penguasaan bahasa inggris, tik, dan menulis agar mampu bersaing dengan negara lainnya. Namun bukan hanya ketiga itu yang jadi skala prioritas dalam era digital saat ini. Sebagai orang tua harus mampu mencerdaskan watak anak-anak kita. Secanggih apapun teknologi dan secerdas apapun otak kita bila wataknya kurang baik, maka akan jadi tidak baik kelakuannya. Pembentukan karakter anak harus sudah dimulai di lingkungan keluarga baru kemudian ditempa lagi di sekolah.

Ajari anak-anak kita untuk jujur dan tidak pernah berbohong. Ajari anak-anak kita kepercayaan diri sehingga mereka mampu memberi dari potensi yang dimilikinya. Ajak anak-anak kita untuk berdiskusi di dalam keluarga. Sempatkan waktu bersama keluarga tercinta. Jangan pekerjaan terus yang menjadi skala prioritas, tapi anak kita adalah anugerah yang terindah. Kitab suci Al-Quran menuliskan kisah Lukman dalam mendidik putra-putrinya di surat Lukman.

Bila mereka mencuri, itu artinya kita kurang banyak memberi perhatian kepada mereka. Materi mungkin berlebih tapi perhatian dan kasih sayang orang tua sangat jarang diberikan. Anak dimanja dengan uang sehingga terlupakan kasih sayang. Bila kasih dan sayang telah datang maka anak akan menjadi pribadi yang berani membela kebenaran. Mereka akan punya rasa empati dan tidak jadi seorang anak yang pengecut. Mampu menghargai orang lain karena dia adalah pribadi yang selalui dihargai dalam kehangatan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun