Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beberapa Alasan Mengapa Mata Pelajaran TIK itu Penting

2 Juli 2015   13:54 Diperbarui: 2 Juli 2015   13:57 3341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam blog pribadi saya yang berjudul http://wijayalabs.com/2013/05/11/kenapa-pelajaran-tik-dihapuskan-dalam-kurikulum-2013-ini-jawabannya/, saya dapatkan beberapa alasan mengapa mata pelajaran TIK itu Penting, yaitu:

  1. Sungguh aneh kalo mapel TIK dihapus, di daerah pedasaan murid saya memegang komputer saja hanya pada saat pelajaran TIK itupun hanya 2 jam perminggu. kata Kemdikbud, TIK akan terintegrasi dengan semua mata pelajaran sebagai media pembelajaran. Sementara TIK sendiri memiliki materi tersendiri yang sangat bermanfaat untuk mengerjakan tugas-tugas pada Mapel lain kok malah “dihapus”. Benar jika WAMEN pak Musliar Kasin bilang “anak TK dan SD bisa berinternetan atau bermain game” tapi apakah anak-anak juga bisa membuat dokumen tanpa pembimbingan?. lalu bagaimana dengan anak-anak didesa apakah mereka juga bisa secara otododik mampu mengoperasikan komputer dengan baik jika hanya 2 jam perminggu dan lebih parahnya lagi mereka tidak memiliki komputer dirumah. kesenjangan teknologi akan lebih tajam antara kota dan desa. TIK dihapus adalah suatu kebijakan yang sangat aneh.
  2. Hal yang terpenting di era globalisasi ini adalah memberikan pelajaran dan panduan bagi anak agar tidak gagap teknologi/gaptek,mampu menggunakan alat teknologi informasi secara baik dan benar,mampu berinternet secara sehat dan beretika,mencari informasi-membagi informasi secara baik,dll, memiliki program memajukan anak secara berkesinambungan.Saat SD diberikan pelajaran tentang MS-Office dan pengenalan internet sederhana.Tingkat SLTP diberikan pelajaran cara membuat program sederhana,disain grafis,serta belajar membuat blog dan cara mengisinya agar menarik dan informatif.Tingkat SLTA diberikan pelajaran SPSS/mengolah data,dan membuat program yang lebih luas lagi.Hal ini akan banyak menolong saat anak-anak menempuh pendidikan universitas,S1,S2,S3.
    Pemerintah perlu tahu bahwa internet bukan hanya game online dan jejaring sosial.
    Di Indonesia ini penggunaan internet sangat tinggi,namun pantas disayangkan bahwa penggunaannya 90% hanya untuk main game online dan jejaring sosial.Ini menunjukkan tingkat pendidikan yang masih rendah,sehingga multimedia tidak dimanfaatkan secara maksimal.
    Menurut pendapat saya,kurikulum terbaik adalah kurikulum RSBI/SBI karena benar-benar sesuai dengan perkembangan zaman.
  3. Semua orang perlu belajar TIK supaya bisa jadi masyarakat yang tidak gaptek. gag bisa dipungkiri skg qta lgi dijaman serba teknologi. tau akan perkembangan teknologi aja gag cukup skg, tapi juga perlu lebih dalam untuk dipelajari setidaknya tau penggunaannya. klu qta gag tau dasar2nya kyak mengoperasikan word, excel, powerpoint, ataupun aplikasi lainnya, mau jadi apa tar ? org aj cari kerja minimal harus bisa menggunakan komputer yang memang berhubungan dengan pekerjaan tsb, gg cuman taunya fban, twitteran, atau main game online. disinilah sebenernya peran guru TIK dalam sekolah, untuk mendidik siswanya agar bisa memilah mana penggunaan TIK yang positif dan negatif. qta juga pernah ngrasain yg namanya pulang sekolah jam sore. tapi ya itulah tanggung jawab siswa, belajar. makin banyak ilmu, kan tmbah bagus. apalagi bermanfaat bagi qta semua. klu skg qta berikan tanggung jawab guru matpel inti buat ngajarin juga siswanya dalam TIK, saya ykin gag akan efektif. ya klu mreka juga dah menguasai betul penggunaan office. klu gag? yg ada siswanya dsuruh belajar sendiri drumah,,, blum lagi klu emg gurunya pake media TIK dalam pelajaran harus menyiapkan komputer dan lcd. blum juga siswanya ada yang punya komputer ada yg tidak. disinilah peran pemerintah buat bikin generasi muda bangsa jadi manusia yang cerdas dan gag gaptek. emg perlu yg namanya pengorbanan buat bisa memajukan bangsa qta ini,
    sekali lagi bukan saya berkomentar karena 1 atau 2 berita yang seperti diatas, tapi dari diri saya sendiri punya pandangan tersendiri akan pentingnya pelajaran TIK dalam pendidikan yang memang harus dikhususkan sebagai satu matpel, bukan terintegrasi dgn matpel inti.
  4. Setuju tidak setuju kurikulum ya seperti itu Kalau jadi mentri Pendidikan atau pejabat baru jika tidak mengubah kurikulum belum di bilang heboh.
    Jika TIK di hapus dan ber integrasi dengan Pelajaran Lain Masih Banyak Guru Mapel yang lain juga baru belajar tik. tidak lucu kalau Guru dan muridnya sama.
  5. Smua mapel tu penting…
    ga da istilah bisa bljr outodidak..krn slh satu cra memjukn bngsa y dr pnddikn…smua tu trgntng pd niat dan tujuan utama. Jk penggunaan yg slh trhdp teknologi diakibtkn krn mapel Tik, bgmn dgn bhs bhs gaul atau alay? Apkh jg kslhn mapel bhs indonesia?
    Uang untk di KORUPSI z bnyk, msa untk infrastruktur tik ga da? Kebrdaan tik justru merangsang perkmngn daerah trtinggl krn hrs segera di psng listrik dsb…jd tlng bg org yg pny wwng dbdng ne untuk pikir2 buat kbjkn ngilngin Tik sbg mapel
  6. Anda tau seberapa pentingnya TIK? kalau anda gaptek tentunya anda menjawab tidak, tetapi kalau anda seorang guru dan mengetahui minat, bakat serta persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi seharusnya statemen anda lebih cerdas. yang perlu anda pahami adalah mata pelajaran TIK sudah berorientasi pada dunia kerja, ex: office, Networking, Hardaware. harusnya pemerintah lebih memkirkan solusi bukan asal coret mencoret, itu bukan ide yang bagus.
  7. Kalau ga ada pelajaran TIK serta para PTK-nya ga ngerti komputer dan kebetulan sekolahya ada di desa (tidak terjamah teknologi), mau gimana mereka bisa mengintegrasikan TIK ke pelajaran lain.. mbak lilis selaku rubah betina mikir ke sana ga?
    belum lg, coba anda pikir dengan otak anda yg tergolong sangat kecil itu.. guru matematika ngajar 40 siswa/kelas, siswa yg ngerti/paham paling cuma 3-5 orang.. ngajar matematika doank aja cuma dapet hasil segitu, apalagi disisipkan dengan TIK.. masih banyak faktor kontra yg logis yg lain, tp saya yakin otak anda ga bakalan bisa nampung.. ==”
  8. TIK bukan hanya masalah bisa buka web ato game saja, katakanlah anak2 sma bisa buat excell scr otodidak, alangkah lbh baik jika dia sdh bisa saat msh smp? anak smp sdh bisa buka program macem2 gara2 otodidak? BULLSHIT!! sy pny warnet, mrk kerjakan tugas di words aja boro2 bisa copy paste, menuju ke baris selanjutnya aja alias tinggal tekan enter dia msh bego, si lilis ini paling juga bego,, ini bukan mslh pelajaran lain yg dikorbankan, klo anak2 cuman bisa buka web n gaming tanpa diarahkan, bisa rusak bangsa ini,, wong bicara bahasa indonesia aja masih belepotan walaupun sdh diajari b indonesia sejak SD sampe SMA… semakin lama tingkat kerumitan mapel TIK itu semakin tinggi, dibutuhkan peran guru TIK utk terus mengarahkan siswa, weeess mboooohhh… tewur kabeh goro2 menterine m nuh…
  9. Strategi kite udah dicocolin amaa software dari korea ,jepang, cina, india, kita ini udah jadi pasar nya mereka kalau kagak ada pasarnye lho pakai otak nggak kite,negeri tercinta ini udah jadi pasar lho tahu,masak pelajaran tong kosong prakarya yang dimasukin,suruh anak sekarang bikin baling-baling bambu,kalau pengertian lho tik itu melulu internet perlu belajar lagi deh biar sdm negeri ini nggak njunkir kayak pejabat yang mutusin ini,masalahnya skripsinya pakai mesin tik jaman belanda nutupn kekurangannya,kasihan negeri ini alasan infrastruktur listrik segala itu harus di realisasikan terncana dan bertahap bukan membuat anak anak bodoh
  10. Kebijakan ini perlu dikaji ulang,,, nampak terlalu terburu-buru,,, misal yang dihapus untuk tingkat SMA atau SMP tetap saja saya yakin, ada beberapa sekolah pada jenjang di bawahnya belum memiliki ruang lap komputer yang memadahi,,, sangat disayangkan bila siswa/i yang berasal dari wilayah desa yang belum cakap mengoperasikan komputer, dan tiada alasan menghilangkan mapel ini, sebab hingga jenjang kuliahpun (ilmu komputer, teknik informatika, sistem informasi) semua masih belajar tentang TIK…tinggal bagaimana mengembangkan materi sesuai jenjang pendidikan,,,toh bisa belajar bahasa pemrograman,,, misal pascal, C, php, dsb. dengan belajar bahasa pemrograman,,, siswa dapat meningkatkan daya analisa dan logika terhadap sebuah studi kasus,,,mungkin itu saja opini saya menyikapi informasi di atas…

Sebenarnya masih banyak alasan lainnya, dan anda dapat membacanya dengan lengkap di http://wijayalabs.com/2013/05/11/kenapa-pelajaran-tik-dihapuskan-dalam-kurikulum-2013-ini-jawabannya/

 

Selamat membaca dan berkomentar, terima kasih.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun