Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Apa di Universitas Bung Hatta Padang?

20 November 2013   09:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:55 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenang-kenangan untuk Omjay dari UBH Padang

[caption id="attachment_279121" align="aligncenter" width="600" caption="Foto bareng panitia Seminar Nasional di UBH padang"][/caption] Minggu, 10 November 2013 saya diundang oleh Komunitas Cinta Menulis untuk memberikan materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kepada teman-teman mahasiswa di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat. Ada sekitar 200 orang mahasiswa hadir dalam seminar nasional ini. [caption id="attachment_9259" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay di Universitas Bung Hatta Padang"]

[/caption] Selain saya, ada pak Dr. Marsis, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UBH yang menjadi nara sumbernya. Kami berbagi dan belajar ilmu PTK bersama-sama. Pak Marsis memberikan materi PTK dari sisi teoritisnya, dan saya dari sisi praktisnya sebagai seorang guru yang melaksanakan PTK di sekolah. Sebuah kolaborasi yang jitu dalam mensinergikan materi PTK. Biasanya, materi PTK diberikan selama satu semester di perguruan tinggi. [caption id="attachment_9261" align="aligncenter" width="448" caption="Kenang-kenangan untuk Omjay dari UBH padang"]
Kenang-kenangan untuk Omjay dari UBH Padang
Kenang-kenangan untuk Omjay dari UBH Padang
[/caption] Kunci dari keberhasilan PTK adalah terjadinya interaksi yang positif antara guru dan peserta didiknya. Guru harus tahu apa yang diinginkan peserta didik di kelasnya, dan pada akhirnya guru dapat memperbaiki cara mengajarnya. Persoalannya bisa jadi ada dalam diri guru. Di situlah guru melakukan introspeksi diri melalui PTK. [caption id="attachment_9263" align="aligncenter" width="448" caption="Seminar Nasional PTK di Universitas Bung Hatta Padang"]
Seminar Nasional PTK di Universitas Bung Hatta Padang
Seminar Nasional PTK di Universitas Bung Hatta Padang
[/caption] Bukan hanya hal di atas saja yang dilakukan. PTK harus dimulai dari sebuah perencanaan matang yang dibuat oleh guru. Dimana guru merancang sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah RPP disiapkan dengan baik, barulah pelaksanaan PTK dilakukan. Sayangnya, banyak guru yang belum melaksanakan pembuatan RPP dengan baik dan benar. [caption id="attachment_9267" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay di Seminar Nasional PTK UBH Padang"]
Omjay di Seminar Nasional PTK UBH Padang
Omjay di Seminar Nasional PTK UBH Padang
[/caption] Setelah Pelaksanaan, barulah dilakukan pengamatan. Akan lebih baik pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Namun apabila tak ada teman sejawat, maka guru dapat merekam sendiri proses pembelajarannya di kelas dengan audio visual atau rekaman suara. Dari situ guru dapat menilai sendiri cara mengajar, dan interaksinya selama berada di kelas. Bila pengamatan telah dilakukan dan terjadi interaksi guru dan peserta didiknya dengan baik, maka lakukanlah refleksi diri. Dengan begitu guru akan mengetahui kekurangan cara mengajarnya atau hal lain yang berhubungan dengan hal yang sedang ditelitinya, seperti pemanfaatan media. Hal yang saya paparkan di atas bernama siklus PTK. Sebaiknya guru melakukan kembali siklus pertama sampai terjadi perubahan yang diharapkan. [caption id="attachment_279124" align="aligncenter" width="600" caption="Peserta seminar yang kebanyakan perempuan, dan laki-lakinya hanya sedikit"]
13849136761310533317
13849136761310533317
[/caption] Belajar dan berbagi ilmu PTK membuat saya semakin tahu masalah-masalah yang dihadapi guru. Di sinilah guru berperan sebagai seorang dokter yang hendak menyembuhkan penyakit pasiennya. Bila obatnya cocok, maka pasien akan segera sembuh dari sakitnya. Akan tetapi, bila obatnya tak cocok guru harus mencari strategi atau metode pembelajaran lainnya yang dapat menyembuhkan penyakit peserta didiknya. Begitulah kira-kira perumpamaannya. Tak terasa, kegiatan seminar nasional berjalan dengan lancar, dan terjadilah tanya jawab antara nara sumber dan peserta. Semoga semua peserta dapat belajar ilmu PTK yang diberikan, dan menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah. [caption id="attachment_9269" align="aligncenter" width="448" caption="Peserta bertanya tentang masalah PTK"]
Peserta bertanya tentang masalah PTK
Peserta bertanya tentang masalah PTK
[/caption] Ada apa di Universitas Bung Hatta Padang? Ada kegiatan seminar nasional PTK yang mayoritas dihadiri kaum wanita. Ternyata jumlah peserta yang hadir lebih didominasi oleh kaum hawa. Mungkin saat ini, profesi guru lebih diminati oleh perempuan ketimbang laki-laki. Wah bisa jadi bahan penelitian nih, hehehe. Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun