Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sahur Tanpa Listrik di Rumahku

5 Agustus 2012   20:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:12 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1344250431246631537

Dari semalam listrik padam di rumahku. Entah kenapa aku tak tahu. Pln memutuskan semua aliran listrik ke semua rumah yang ada dalam komplek perumahan DI SEKITAR TEMPAT TINGGALKU DI JATIBENING BEKASI. Nampaknya ada gangguan listrik yang sampai saat ini kami tak tahu penyebabnya.

Tahu-tahu listrik padam tiba-tiba, dan membuat suasana malam usai sholat tarawih menjadi sangat gelap gulita. Untunglah malam ini malam bulan purnama. Seolah ada lampu besar yang menerangi rumah kami.

Listrik ternyata padam sampai saat makan sahur ini. Kami sahur tanpa listrik. Semalaman juga kami kurang bisa tidur. Panas sekali udara kota Bekasi. Nyamuk-nyamuk nakalpun menemani. Tanpa permisi mereka mengambil darah kami. Kaki dan tanganku serasa bentol-bentol dibuatnya. "Dasar nyamuk-nyamuk nakal!"

Kali ini makan sahur menjadi agak luar biasa. Tanpa listrik yang menemani setiap hari. Kamipun tak bisa menonton acara para pencari tuhan seperti biasanya. Sebuah tontonan yang telah menjadi tuntunan di televisi.

Hanya sebatang lilin menemani. Itupun harus berpindah-pindah bila ada anggota keluarga yang mau ke kamar mandi. Aku lupa membeli lilin. Hingga stock lilin yang ada cuma satu-satunya. Kamipun harus berhemat memakainya.

Sahur tanpa listrik apa enaknya. Tapi kami harus melakukannya. Kami semua menikmati makan sahur dengan sebatang lilin di atas meja. Untunglah segala macam masakan sahur sudah disiapkan istri tercinta. Istri tetap memasak walaupun dengan sebatang lilin. Kami sahur dengan sayur kacang dan ayam goreng. Alhamdulillah, nikmat sekali terasa.

Sahur tanpa listrik di rumahku membuat aku bersyukur kepada-Nya. Kenikmatan dapat dirasakan dimana saja dan kapan saja. Asalkan kita mau bersyukur, kondisi bagaimanapun enjoy aja lagi. Saya liohat kedua anak saya, intan dan berlian tetap makan lahap seperti biasanya.

Sahur tanpa listrik membuatku percaya akan datang malam lailatul qadar. Sebuah malam yang lebih indah dari seribu bulan. Malam yang didalamnya ada malaikat yang turun ke bumi untuk memberikan cahaya terang kepada siapa saja yang telah berbuat kebaikan kepada sesama. Hatinya akan dipenuhi cahaya surga, dan dirinya akan mampu menjadi orang yang bertakwa.

Sahur tanpa listrik, membuatku makan sahur di luar rumah sambil menikmati bulan purnama. Semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Akupun akan selalu bersyujud kepadaMu wahai Allah sang pemilik alam semesta. Salam blogger persahabatan Omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun