"Siap bu! saya siap menerima pelajaran ibu, dan saya yakin akan mendapatkan nilai 9. Dengan catatan, ibu ngajarnya yang enak ya bu!" Bu guru cantik itu mengangguk, dan menatap lama wajahku. Mata kami saling beradu, dan entah kenapa ada gelombang asmara di dalam dada. Dadaku berdetak, dan darahku bergejolak. Darah anak muda. Mirip lagi Rhoma Irama yang terkenal itu.
Darah muda....darahnya para remaja......
Yang selalu merasa bangga.........
Gue gak tahu coy. Sejak saat itu gue bener-bener jatuh ati sama tuh guru. Apalagi setelah dia mengajar di kelas gue selama satu semester. Ngajarnya enak, dan kagak ceramah melulu. Banyak metode pembelajaran yang dia terapkan. Gue paling senang bila diajak berdiskusi masalah politik dan korupsi. Gue bisa berapi-api mempertahankan argumentasi gue. Tapi itulah cinta. Gue selalu kalah bila berdebat sama guru gue yang cantik ini. Sebab selain cantik, dia juga pinter. Kabarnya, dia lulusan terbaik di kampusnya.
Gue jadi salah tingkah sendiri. ketika bener-bener nilai rapot gue 9. Udah gitu guru gue bener-bener menepati ucapannya. Doski bener-bener nepatin janjinya. Die telepon gue. Dia janjian sama gue. Dia minta diapelin sama gue. Diapun datang ke tempat kita janjian dengan anggunnya. Dia benar-benar wanita tercantik di dunia. Dia bener-benar wanita sempurna di mata gue. Gak salah kan kalau gue bilang sama elo, Guruku Cinta Pertamaku.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H