Banyak hal yang sebenarnya ingin saya ceritakan dalam liputan film perdana ini. Tentang Alif yang ingin menjadi orang pintar seperti pak Habibie. Juga cerita tentang Baso yang terpaksa harus pulang kampung merawat neneknya yang sakit keras. Tapi apa daya mata sudah mengantuk. Semoga lain waktu bisa saya lanjutkan. Anda bisa melihat beritanya di sini dan di sana.
Biar imbang, silahkan dibaca juga ulasan N5M yang ditulis oleh kompasianer lainnya:
- Negeri 5 Menara Sarat Makna dan Bukan Sekedar Film Hiburan [Choirul Huda]
- Serunya Menyaksikan Film “Negeri 5 Menara” Bersama Kompasianer” [Choirul Huda]
- “Bukan Tajamnya Pedang Yang Menentukan” [Erri Subakti]
- Sepuluh Tahun Merindu, Begitu Melihat, Jadi ‘Emak-emak’ [Erri Subakti]
- Oleh-oleh Nonton Bareng “Negeri 5 Menara” [Dwiki Setiyawan]
- [Film Negeri 5 Menara] Arti Persahabatan.. [Priadarsini/Dessy]
- [Resensi] Film “Negeri 5 Menara” - Tontonan Beragam Nuansa dan Makna - [Rifki Feriandi]
- ‘Man Jadda Wajada’ Inspirasi Luar Biasa dalam Film Negeri 5 Menara - [Ella Zulaeha]
- http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/02/21/penggemar-novel-negeri-5-menara-bersiaplah-untuk-kecewa-sebuah-review/ [Olive Bendon]
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H