[caption id="attachment_92845" align="alignleft" width="300" caption="Omjay"][/caption]
Malam ini rasanya letih sekali. Pekerjaan dari tadi pagi hingga malam hari tiada habisnya. Tapi saya tetap gembira, karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia. Sebuah pekerjaan yang tak mudah, dan menuntut profesionalisme seorang guru.
Kalau ada orang yang bilang menjadi guru itu gampang, maka orang itu belum tahu tugas guru yang sesungguhnya. Dia hanya tahu kalau tugas guru hanya mengajar saja, padahal lebih dari itu.
Selain mengajar, seorang guru harus mampu mendidik, dan yang paling penting mampu memberikan keteladanan di depan anak didik. Tanpa keteladanan jangan harap mampu menjadi guru yang mampu digugu dan ditiru anak didiknya.
Hari ini, Rabu 2 Maret 2011 semua guru kelas IX SMP Labschool Jakarta pulang malam. Kami semua berkumpul selepas usai sekolah dalam rangka membuat soal ujian sekolah yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Tentu kami tak ingin ujian sekolah (US) kami tak berkualitas. Kami harus mempersiapkannya dengan baik, dan matang. Apalagi sekolah kami adalah sekolah swasta favorit dan unggulan yang ada di Jakarta. Banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya di tempat kami yang berada di lingkungan kampus Universitas Negeri jakarta (UNJ).
Soal-soal US kami buat sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibagikan oleh panitia US, dan kami pun berdiskusi dengan sesama teman sejawat, tentang berbagai materi yang akan diujikan ke dalam kartu soal agar sesuai dengan kisi-kisi yang telah menjadi rambu-rambu kami dalam membuat soal. Dengan begitu, tak sembarangan kami membuat soal, dan setelah jadi, soal kami akan diperiksa oleh penelaah soal untuk diberikan catatan perbaikan. Bila soalnya bagus dan sesuai dengan yang diharapkan, maka soal itu akan diujikan kepada peserta US. Baik dalam bentuk ujian teori maupun praktek yang sudah dijadwalkan.
Ternyata membuat soal yang bagus dan sesuai dengan kisi-kisi soal tidaklah mudah. Perlu pemikiran secara mendalam agar soal itu mampu dipahami oleh siswa maksudnya. Siswa pun akan memilih jawaban yang paling benar dari beberapa pilihan dalam pilihan ganda (PG), dan juga essay.
Bagi saya yang sudah menjadi guru dari tahun 1992, tentu ini merupakan hal biasa, karena setiap tahun pasti kami membuat soal US dari mata pelajaran yang kami ampu. Tetapi setiap tahun soal itu harus terus diperbaharui, dan tidaklah sama setiap tahunnya. Kami harus mempunyai bank soal yang mampu menguji kemampuan siswa dengan baik, dan benar. Validitas soalpun bisa dipertanggungjawabkan.
Kartu soal yang kami buat wajib mengacu kepada kisi-kisi yang sudah kami sepakati dengan teman sejawat, dan materinya telah diajarkan kepada para peserta didik dari mulai kelas VII, VIII, dan IX SMP. Kartu soal itupun harus mengacu kepada standar kompetensi (SK), dan kompetensi dasar (KD) yang diujikan sesuai materi pelajaran dan indikator soal yang diharapkan. Dari situlah kami membuat rumusan butir soal, dan menentukan kunci jawabannya. Jumlah soalpun sudah ditentukan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan.
Akhirnya, setelah memulai pekerjaan pembuatan soal itu bersama-sama dari pukul 15.00 dan menyelesaikannya s.d. pukul 20.00 WIB, maka kamipun melaporkan kepada pimpinan sekolah tentang progress report yang telah kami selesaikan hari ini. Setiap guru bidang studi diminta melaporkan apa yang sudah dikerjakannya. Berapa persen yang sudah, dan berapa persen yang belum.
Besok malam pekerjaan pembuatan soal US ini harus selesai, dan kami harus melanjutkan kembali besok hari. Pekerjaan masih belum selesai, dan tak boleh dibuat di rumah. Soal harus diselesaikan di sekolah agar soal tak bocor keluar. Kerahasiaan soal harus kami jaga.