Membaca tulisan Prof. Dr. H.Imam Suprayogo, seorang rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang suka menulis dalam blognya di sini klik, membuat saya semakin termotivasi untuk terus menerus menulis setiap hari.
Beliau adalah contoh dari sekian banyak rektor di Indonesia yang telah memberi contoh yang baik, dan telah mendapatkan piagam penghargaan dari MURI karena keaktifannya menulis setiap hari.
Bagi saya beliau adalah orang hebat yang saya kenal melalui dunia maya atau internet. Selama lebih dari tiga tahun beliau ngeblog setiap hari diblognya itu, dan telah menginspirasi orang lain untuk juga menulis setiap hari seperti dirinya.
Dalam tulisannya beliau berpesan agar jangan menulis sesuatu yang mengakibatkan orang lain menjadi susah atau sakit hati. Beliau juga menyarankan agar menulis sesuatu yang mudah dimengerti. Melalui tulisan itu maka berikanlah informasi, buah pikiran, pandangan yang mudah, bisa dilaksanakan dan menggembirakan.
Selain itu, melalui kebiasaan menulis, akan bermanfaat jika disampaikan pesan-pesan moral yang baik dan mulia. Contoh-contoh menarik yang mengandung hikmah, kearifan, kalimat bijak akan menyenangkan banyak orang. Tidak perlu, dan bahkan seharusnya dihindari membuat tulisan yang akan melahirkan debat, silang pendapat, perpecahan, dan apalagi menjadikan banyak orang bertengkar dan sakit hati. Prof Imam juga menuliskan:
Terlalu banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan menulis, lebih-lebih bagi penulisnya sendiri. Melalui kegiatan menulis seolah-olah seseorang telah memberi sesuatu kepada orang lain. Padahal, pada saat itu sebenarnya keuntungan yang terbanyak justru akan diperoleh oleh penulisnya sendiri. Dengan menulis maka pengetahuannya menjadi terpelihara dan akan selalu bertambah. Selain itu, juga terbangun sillaturrahmi yang luas.
Kalimat di atas terus terang sangat menggugah hati dan perasaan saya untuk menulis setiap hari. Namun seringkali ada perasaan bimbang. Saya mau menulis di blog pribadi yang sepi pengunjungnya atau mau menulis di blog keroyokan seperti kompasiana yang ramai seperti pasar.
Seringkali saya mengalami dilematis. Bila saya menulis di blog pribadi seperti Prof. H. Suprayogo, jumlah pembaca blog saya belum sebanyak di blog keroyokan kompasiana. Jadilah saya membaca, dan menulis di kompasiana lebih banyak daripada di blog pribadi.
Seorang teman seringkali mengingatkan kepada saya agar semangat menulis saya setiap hari jangan sampai mengendur. Sebab sangat jarang guru yang mau menulis setiap hari. Menulis masih menjadi sebuah beban, dan bukan hobi sehingga wajar saja bila banyak guru yang akhirnya tak memiliki kemampuan menulis.
Bagi saya, membangkitkan semangat menulis itu memang harus terus dihidupkan. Jangan pernah mengenal lelah dan pasrah. Sebab menulis adalah pesan yang ingin kita sampaikan kepada khalayak ramai. Dengan begitu orang akan tahu bahwa kita masih hidup. Begitulah hal penting yang dituliskan oleh Prof. H. Imam Suprayogo dalam blognya.
Bila ada di antara teman-teman pembaca yang mengalami kesulitan dalam menulis, dan rasanya tak memiliki semangat dalam menulis, saya rekomendasikan blog http://www.imamsuprayogo.com/index.php menjadi blog yang membuat anda menjadi semakin aktif menulis. Bacalah isi tulisan beliau yang sellau bermanfaat dan menginspirasi bagi orang lain.