Guru mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. Namun sayangnya, tak banyak guru yang memahami perannya sebagai guru. Mereka lebih banyak mengajar, dan kurang mendidik. Hal ini terlihat dari dari rendahnya mutu dan proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah kita. Ditambah lagi, kurangnya minat para guru untuk meneliti membuat kompetensi guru menjadi semakin kurang terasah dengan baik.
Sebenarnya, guru dituntut untuk memiliki 4 kompetensi yang meliputi: kompetensi pedagogik, keprbadian, professional, dan sosial. Salah satu kompetensi yang sangat penting untuk dikembangkan oleh para guru adalah kompetensi pedagogik. Dalam kompetensi pedagogik guru harus memiliki kompetensi inti agar dapat melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu: (1) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dlaksanakan; (2) memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan dalam pembelajaran yang diampu; (3) melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
PTK Sebagai Karya Tulis Ilmiah
Berdasarkan kompetensi pedagogik yang telah dijabarkan di atas, maka guru diharapkan mempu melakukan penelitian di kelasnya sendiri dengan melakukan PTK. Dari melakukan PTK inilah para guru dapat membuat laporan PTK-nya sendiri yang berbentuk karya tulis ilmiah (KTI). Aspek mendasar dari KTI adalah kemampuan menulis. Guru diminta menuliskan apa-apa yang telah dikerjakannya dalam bentuk deskripsi. Dari tulisan guru itulah akan terlihat kemampuan guru dalam memecahkan masalahnya. Menulis adalah saah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap guru. Untuk bisa melakukan pekerjaan yang disebut menulis, guru harus rajin membaca. Sebab menulis dan membaca seperti kepingan mata uang logam yang tak bisa dipisahkan.
Bila guru ingin memiliki kemmpuan menulis, maka guru diminta pula memiliki kemampuan membaca. Karena Penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Dengan banyak menulis, akan terjadi komunikasi antara penulis dengan pembaca tulisannya. Dengan menulis, maka akan banyak komunikasi atau pesan yang dapat disampaikan oleh para guru dalam berbagi pengalamannya dalam proses pembelajaran.Menulis dalam arti komunikasi adalah satu sarana untuk menyampaikan buah pikiran, ide, gagasan, pengetahuan, harapan, dan pesan.
Dengan menulis para guru dapat menceritakan pengalamannya dalam menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya. Semua itu dituliskan dalam bentuk laporan PTK yang sistematikanya mengikuti kaidah penulisan KTI.Kenyataan yang ada saat ini, menulis bagi guru menjadi masalah yang dilematik. Apalagi dalam rangka penulisan KTI, banyak guru yang tak mampu melakukannya.
Sudah menjadi buah bibir bila banyak guru yang tak mampu menuliskan karya tulisnya sendiri. Berita-berita tentang plagiasi yang dilakukan oleh guru di berbagai media sungguh merisaukan hati. Bahkan di Riau diketahui 1700 orang oknum guru membuat karya tulis plagiasi yang mencederai profesi guru. Di sanalah terjadi kesenjangan antara esensi kemauan diri yang tidak bisa dipaksakan dengan syarat, tugas dan tuntutan. Solusinya adalah dengan terus menerus menulis dan memotivasi para guru dalam kegatan-kegiatan ilmiah yang salah satu diantaranya adalah pelatihan metodologi penelitian dan seminar nasional PTK yang dilaksanakan oleh unit kegiatan mahasiswa yang bernama Kelompok Peneliti Muda (KPM) UNJ. Hari ini, Rabu 8 Desember penulis diminta oleh mereka untuk menjadi nara sumbernya.
Sebenarnya banyak hal yang akan didapatkan guru dari menulis. Selain mampu menuliskan berbagai ide atau gagasan dalam alam pikirannya, ada beberapa hal lain yang didapat guru dari menulis, yaitu: (1) pengembangan profesi; (2) mendapatkan perhatian dari sejawat; (3) menambah kredit point, (4) mendapatkan penghasilan tambahan (honor menulis); (5) popularitas; (6) kesenangan/kepuasan yang tak dimiliki oleh mereka yang tak hobi menulis.
Pengalaman penulis yang telah mengikuti beberapa event kegiatan ilmiah guru di tingkat nasional, banyak apresiasi yang didapatkan dari menulis. Penulis seringkali mendapatkan juara atau finalis lomba karya tulis ilmiah di tingkat nasional. Masih banyak lagi tulisan penulis yang berbentuk artikel ilmiah yang telah dimuat dan dipublikasikan ke berbagai media, Baik media cetak maupun elektronik.
Selain menambah penghasilan dari kegiatan tulis menulis, ada popularitas yang didapatkan. Banyak orang yang mengenal penulis dari tulisan-tulisan yang telah dibuat, dan banyak pula diantaranya yang mengundang penulis menjadi pembicara atau nara sumber di tingkat nasional untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam bidang KTI. Penulispun banyak diminta untuk menjadi tim penilai karya tulis guru, dan jadilah penulis sebagai guru master trainer yang menularkan virus menulis di kalangan para guru.
Â