Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Semangat Sumpah Pemuda dan Jiwa Kepahlawanan di Era Multitasking yang Beretika

5 November 2010   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_2630" align="aligncenter" width="448" caption="Mas Imam bicara tentang generasi multitasking, dan pak Anhar bicara tentang etika"][/caption]

Sebenarnya, istilah etika dan generasi mutitasking baru saja saya dengar dari acara talkshow Sumpah Pemuda 2.0 di Museum Kebangkitan Nasional siang ini. Acara yang dimoderatori mas Jaya Suprana ini menghadirkan pembicara keren seperti Pak Anhar Gonggong, Mas Imam B Prasodjo, Mas Adrie Subono, Mas Sudiyanto, dan mas Iman Brotoseno.

[caption id="attachment_2631" align="aligncenter" width="448" caption="Suasana Acara talkshow sumpah pemuda 2.0. dari Belakang"][/caption]

Banyak hal menarik yang dibicarakan dalam talkshow itu, namun karena riuhnya suasana saya tak berhasil menangkap semua materi yang disampaikan. Hanya saja, pak Anhar Gonggong sempat melontarkan sebuah pernyataan, “apapun teknologinya, etika akan tetap terjaga”. Mas Imam Prasodjo pun menambahkan bahwa,  ”kita hidup dalam era generasi mutitasking”. Jadi jangan heran kalau banyak blogger, facebooker, dan tweeps yang datang hari itu telinganya mendengar, tetapi mata dan tangannya asyik bermain facebook dan twitter.

[caption id="attachment_2633" align="aligncenter" width="448" caption="Sambil dengerin, Kang Hadi sibuk dengan ponsel mungilnya, Mas Aris asyik BB-an, mbak Yunika tetep aja narsis, dan temen dari ambon serius."][/caption]

Itulah sebenarnya hal yang menarik dari acara talkshow itu dalam pandangan saya. Generasi muda kita saat ini memang berbeda pada saat sumpah pemuda 1928 diucapkan. Jiwa kepahlawanan benar-benar terasa pada saat itu. Mereka ingin bersatu dan membentuk negara sendiri yang bernama Indonesia.

[caption id="attachment_2635" align="aligncenter" width="448" caption="Mas Amril, penasehat be-blog sempat bernarsis diri"][/caption] [caption id="attachment_2636" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay dan teman-teman Kompasiana.com"][/caption]

Sumpah pemuda yang diucapkan saat ini tentu berbeda dengan saat itu. Gayanyapun akan mengikuti era digital dimana telah menjadi sumpah pemuda 2.0. Seolah-olah mengikuti jejak teknologi baru web.2.0. Dimana semua orang bisa saling terhubung dengan mudah dan cepat. Kita pun bisa menjadi orang besar seperti mas Amril dan Omjay, hahahahhaha.

[caption id="attachment_2637" align="aligncenter" width="448" caption="Tetap mendengarkan Acara talksow dengan Khidmat"][/caption]

Hidup memang benar dalam era multitasking saat ini. Kita sering tidak fokus pada satu masalah saja, tetapi banyak masalah yang dihadapi. Disinilah diperlukan etika dalam menuntaskan masalah demi masalah. Bukan produk yang kita kejar, tetapi proseslah yang harus kita lalui dengan benar. Bila proses yang kita lalui benar, maka di dalam Indonesia merdeka tidak akan ada kemiskinan. Jiwa kepahlawan selalu ada di hati, dimana kita diminta untuk lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Demikian benang merah yang saya simpulkan dari paparan pak Anhar Gonggong.  Mas Imam parsodjo pun menambahkan untuk menghadapi era multitasking kita harus memiliki bekal sosiologi yang matang dalam mengembangkan kemanusian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun