Paling enak memang copy paste. Gak perlu mikir, gak perlu baca referensi buku, gak perlu cari informasi penunjang. Eh tahu-tahu sudah jadi tuh artikel. Bagus lagi. Isinya bak seorang intelek yang sudah banyak makan sekolahan. Ada kalimat yang berbau asing. Seolah-olah bahasa Asingnya sudah bagus banget. Kita pun menjadi terkagum-kagum dibuatnya.
Copy paste memang nikmat. Tanpa mikir sudah jadi. Hanya tinggal memainkan mouse lalu sedikit towel-towel tuts di keyboard sudah jadi deh. Dalam beberapa hitungan menit saja sudah jadi tuh.
Kalau 100 % copy paste pasti gampang keterka. Oleh karena itu dirubahlah sedikit kata-katanya. Seolah-olah itu adalah buah pikirannya. Buah pemikiran seorang intektual muda.
"Kok omjay tau?", dari mana tukas temanku.
"Gampang", soalnya aku pernah melakukannya. jujur pernah melakukannya.
Tapi itu dulu, ketika aku belum pede dalam menulis. Ketika aku malas membaca. Tetapi setelah aku membaca pesan budayawan taufik Ismail aku terbangun dan tersadarkan diri.
"Apa pesannya Omjay?" , temanku bertanya lagi.
"Kamu mau tahu?", kataku kepadanya.
"Mau..mau..mau" begitu katanya mengangguk dengan pasti.
Lalu kukatakan pesan Pak Taufik Ismail itu:
"Kita telah menjadi bangsa yang rabun membaca buku dan lumpuh menulis"