Disamping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Hai… Tuk-ciplak-cipluk-ciplak-cipluk-ciplak-cipluk
Tuk-ciplak-cipluk-ciplak-cipluk-ciplak-cipluk
Suara sepatu kuda
Ada bagusnya juga bila transportasi masal di daerah tak menggunakan mobil. Selain bisa mengurangi bahaya polusi udara, adanya kuda delman bisa menarik potensi wisata yang cukup mempesona. Di samping itu, kotoran kuda bisa dimanfaatkan untuk menjadi pupuk tanaman. Apalagi di daerah ini termasuk daerah yang tanahnya sangat subur. Tongkat kayu saja sudah bisa menjadi tanaman.
Banyak hal menarik sebenarnya yang bisa dikembangkan di daerah Garut ini. Semenarik tabuhan bedug yang dipukul orang setelah tarawih yang mempesona. Irama bedug yang bertalu-talu dan saling sahut menyahut dengan tabuhan kentongan yang mengiringinya membuat suasana malam Ramadhan begitu indah dan syahdu. Saya pun memuji akan kebesaran Allah yang Maha Besar. Allahu Akbar.
Sayang, saya tak bisa bermalam di Garut. Kakak ipar mengajak pulang kembali ke Bandung. Pada saat sampai di pusat kota Garut, saya diajak oleh kakak ipar mengunjungi temannya yang baru saja membeli ruko seharga 500 juta. Rencananya, di tempat itu akan dijual berbagai macam batik dari Garut yang tak kalah mutunya dengan batik dari daerah lainnya. Tempat ini akan menjadi ramai mendekati lebaran ini.
Akhirnya, di malam ramadhan yang indah ini, di saat banyak orang sedang beri’tikaf di rumah Allah, saya harus meninggalkan kota Garut yang semakin indah di malam hari. Di perbatasan kota, saya baca kembali sebuah tulisan besar di gerbang selamat tinggal. Tertulis di situ, “Garut Bangkit dan Berprestasi”. Semoga kota Garut terus berkembang dan menjadi kota wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara. Semua itu tentu perlu Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal untuk mengelolanya, dan saya telah mendapatkan calon-calon pemimpin Garut di masa yang akan datang di dalam foto di bawah ini.
Foto Lengkap ada di Facebook Omjay: