Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kompetensi Mengajar Melalui Konsep Metaforming

24 Agustus 2010   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam postingan saya terdahulu, saya sudah mempostingkan tentang Cara Menuju Berpikir Ilmiah yang telah disampaikan oleh bapak Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd. Kali ini saya akan melanjutkan kepada materi ibu Prof. Dr. Conny R. Semiawan yang berhubungan dengan konsep metaforming, dalam meningkatkan kompetensi mengajar. Dalam presentasi Ibu Conny, beliau memulainya dengan materi Pengembangan Learning Environment dimana guru harus mampu membuat lingkungan belajar yang mengundang. Oleh karena itu, guru harus bisa mengembangkan kreativitas anak dari satu tujuan menjadi beberapa tujuan yang hendak dicapai. Mampu mengubah mind set (cara berpikir)/struktur otak anak untuk mampu mengembangkan berpikir secara kreatif peserta didiknya. Metaphorming berasal dari transcending yang artinya mampu membuat peserta didik berpikir tentang kata-kata untuk mencapai tujuan dan bermanfaat dalam proses mengkaji, meningkatkan pengalaman belajar, meningkatkan komunikasi, dan mencari cara baru untuk menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran harus ada umpan balik sehingga terjadi proses dua arah, dimana guru memberi, dan siswa menerima materi. Namun, dalam pelaksanaannya di kelas, sering terjadi hanya satu arah saja, dimana guru terlalu asyik memberikan materi dan siswa sibuk dengan dirinya sendiri. Tak terjadi umpan balik, dan proses pembelajaranpun hanya satu arah. Hal itulah yang sering terjadi pada sekolah-sekolah kita. Setiap manusia memiliki potensi unik. Potensi itu bisa lebih dari satu karena setiap manusia adalah pribadi yang berpikir, memiliki keyakinan, dan berkebutuhan. Sehingga wajar saja bila manusia dalam hidupnya memiliki ciri khas untuk melakukan umpan balik di antara sesama manusia. Manusia mampu menjelajahi dan membuat hubungan sehingga antara satu hubungan dengan hubungan lainnya saling berkaitan. Sebagai contoh: Dari kata yang bersifat alfabetis (abjad) manusia mampu menghubungkan satu kata dengan kata yang lainnya sehingga bisa saling berhubungan,  seperti kata-kata di bawah ini:

  • A= Akhlak
  • B= Budi Pekerti
  • C= Cerdas
  • D= Disiplin
  • E= Empati
  • F= Fleksibel
  • G= Genius

Dari kumpulan kata-kata di atas, mampu membentuk hubungan antara kata satu dengan kata lainnya sehingga mengandung arti yang bisa dipahami oleh sesama manusia itu sendiri yang melakukan umpan balik.

Mengapa Kita Harus Berpikir Kreatif?

Pertanyaan itulah yang disampaikan Prof Conny dan membuat kami berpikir keras untuk menjawabnya. Dari jawaban-jawaban itu, ternyata ada persamaan yang dimiliki oleh manusia dan ada perbedaan. Banyak persamaan dan ada pula perbedaan. Hal itu dipicu oleh cara berpikir manusia yang divergen dan konvergen.

Dalam konsep berpikir divergent, dari satu pertanyaan akan menyebar menjadi beberapa jawaban yang semuanya benar dan saling berhubungan, sedangkan dalam konsep berpikir konvergent, dari beberapa pertanyaan yang ada akan menyatu menjadi sebuah jawaban yang sama. Intinya adalah divergent menyebar, dan konvergent menyatu.

Dalam konsep berpikir divergent dan konvergent harus ada keseimbangan dimana manusia menyadari kapan dia sebagai makhluk sosial dan kapan manusia itu sebagai makhluk individual.

Prof Conny mengatakan bahwa setiap anak atau individu dilahirkan dengan banyak potensi, dan setiap anak akan memiliki perbedaan potensi itu. Guru harus mampu mengembangkan potensi unik itu. Di sinilah konsep metaphorming berperan dalam menyatukan kata menjadi bermakna. Seperti ulat yang berproses menjadi kepompong lalu menjelma menjadi kupu-kupu yang indah.

Contoh dari metaphorming adalah sebagai berikut:

  • Buah
  • Apel
  • Apel Malang
  • Hijau
  • Asam
  • Jus
  • Sehat
  • Pintar

Dari kedelapan kata di atas, bila digabungkan akan menjadi satu hubungan yang saling terkait antara satu kata dengan kata lainnya. seperti contoh di atas, dimana dari macam-macam buah ada buah apel yang bernama apel malang. Warnanya hijau, dan rasanya asam. Apel ini enak untuk dibuat jus, dan manusia akan menjadi sehat kalau sering meminum jus apel. Bukan hanya sehat, manusia pun menjadi pintar karenanya.

Konsep metaphorming sangat bagus diterapkan dalam pembelajaran. Para guru diharapkan mampu membuat connection atau keterkaitan analog, simbol, visualizing, role playing, hypotherizing, analizing, dan creative operation standar (COS).

Contoh soal:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun