Macet, Maju Kena mundur kena
Pagi masih gelap. Anak-anak sekolah itu terpaksa harus  berangkat lebih pagi dari hari biasanya. Sudah tiga kali mereka terlambat, dan bila hari ini mereka terlambat, maka akan ada surat peringatan kepada orangtua mereka, dan anak sekolah itupun terpaksa tak bisa mengikuti pelajaran karena peraturan tata tertib sekolah memberikan sanksi atau hukuman bagi siswa yang datang terlambat masuk ke sekolah.
Kebijakan masuk sekolah 6.30 pagi memang masih menuai pro dan kontra. Gubernur DKI Jakarta melalui kepala dinas pendidikan telah menghimbau kepada seluruh sekolah-sekolah di Jakarta untuk masuk sekolah pukul 06.30 pagi. Hal ini dikarenakan jalanan kota Jakarta yang semakin macet. Kemacetan ada dimana-mana, dan itu terlihat pada saat orang berangkat ke tempat kerja dan anak-anak berangkat ke sekolah. Bila dilihat dari atas, suasana jalanan kota jakarta persis seperti barisan semut yang hendak menyerbu makanannya.
Kemacatan parah terjadi pagi ini di jalan pemuda Rawamangun
Bagi mereka yang bertempat tinggal tak jauh dari jarak tempuh, tentu tak begitu mengalami banyak persoalan di jalan. Tetapi bagi mereka yang mengalami jarak tempuh puluhan kilometer, pastilah merasa was-was. Sebab kemacetan selalu saja ada di setiap persimpangan jalan yang dilalui. Stres di jalan menjadi penyakit menular yang menghinggapi sebagian penduduk yang bertempat tinggal di BSD (Bekasi Sonoan Dikit)
Naik Motor pun bisa terjebak kemacetan
Coba anda bayangkan, untuk bisa sampai dari bekasi ke rawamangun dibutuhkan waktu lebih dari satu jam. Padahal, dalam kondisi normal perjalanan itu dapat ditempuh hanya dakam waktu setengah jam saja. Perjalanan ke Jakarta pun tak seramah dulu lagi. Kemacetan terlalu sering terjadi. Tak terkecuali pagi ini.
Bagi anak sekolahan yang rumahnya jauh dan harus masuk sekolah pukul 6.30 pagi, tentu selalu cemas setiap pagi ketika berangkat sekolah. Perjalanan ke sekolah sulit diduga waktunya. Sebab kemacetan parah pasti terjadi di pagi itu. Semua orang ingin cepat sampai dan pada akhirnya, terjadilah kesemerawutan kendaraan di pagi hari. Kendaraan pun tak bisa melaju. Diam ditempat menunggu giliran.
Saya sendiri terjebak macet pagi ini. Maju kena mundur kena. Kendaraan saya pun tak bisa melaju, dan saya hanya bisa menggerutu. Padahal sudah ada lampu hijau, tapi kendaraan tak bisa melaju karena macet sudah tak bisa dibendung lagi. Begitu banyak kendaraan. Dari arion rawamangun menuju sekolah labschool, yang biasanya bisa ditempuh hanya 10 menit, kini sudah menjadi 30 menit.
Pak polisi memang turun tangan, mengatur lalu lintas agar normal kembali. Namun, dengan kendaraan yang jumlahnya ratusan dan hanya dua polisi yang bertugas mengatur tentulah bisa kita lihat kesulitan mereka. Bila tak ada yang mengalah, maka keributan di jalan raya akan terjadi. Bunyi klakson pun  terdengar silih berganti di sana-sini.
Dalam tulisan ini, mohon kiranya pak gubernur DKI Jakarta meninjau ulang kebijakan masuk sekolah 6.30 pagi. Kasihan anak-anak itu bila harus berangkat terlalu pagi setiap harinya. Apalagi banyak diantara mereka yang rumahnya jauh. Bukan hanya para peserta didiknya saja yang rumahnya jauh, para gurupun banyak pula yang rumahnya jauh. Berangkat harus pagi-pagi setelah sholat subuh. Bahkan ada yang sholat subuhnya terpaksa di terminal bus.