Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Liburan Tahun Baru 2010 di Pameungpeuk, Garut (1)

1 Januari 2010   13:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:40 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Jum’at 1 Januari 2010 kami sekeluarga besar pergi berlibur ke rumah saudara yang bertempat tinggal di Pameungpeuk, Garut. Daerah yang berada cukup jauh dari kota Garut. Daerah ini dekat dengan laut. Daerah yang sangat indah pemandangannya, bagi mereka yang sudah pernah ke sana. Banyak pejabat penting di Jakarta berasal dari daerah ini.

Kami berangkat dari Bandung dengan mobil kijang, dan menjemput saudara dulu di Cibiuk Garut yang terkenal dengan sambalnya, sambil melaksanakan sholat Jum’at di Masjid Al Ikhlas.. Dari Cibiuk kami menuju Wanaraja, kota dodol, dan berhenti sejenak menikmati bakso lezat Mang Ade. Setelah selesai makan bakso bersama, kami kembali menuju Wanaraja. Di sana sudah menunggu rombongan keluarga lainnya yang akan bersama-sama dengan kami menuju Pameungpeuk.

Dengan dua mobil yang saling beriringan, kami menikmati perjalanan ini dengan hati yang riang gembira. Diringi lagu-lagu ST 12 yang terkenal itu, membuat perjalanan ini menjadi sangat berkesan. Tak lupa tembang Lawas Ebiet G Ade turut pula memeriahkan perjalanan di saat-saat kami mengantuk. Menikmati suara emas Ebiet G Ade yang berkarakter, dan saya pun tertidur dengan Berlian (anak kedua saya) berada di pangkuan saya. Bermimpi indah seolah-olah saya memegang gitar sambil bernyanyi seperti Ebiet G. Ade. Mendapatkan tepuk tangan yang ramai karena kehebatan saya menyanyi, hehehe.

Namun tiba-tiba saya terbangun dari mimpi, dan kata kakak ipar saya, “kita telah sampai di Cisompet”. Kakak ipar yang mengemudikan kendaraan membelokkan mobilnya untuk sholat Ashar. Di sini airnya dingin dan sejuk di kulit. Air yang berasal langsung dari mata air ini membuat rasa kantuk saya hilang seketika, dan saya pun lantas mengambil air wudhu dengan sebuah rasa kesegaran yang tak kalah nikmat dengan rasa air zamzam di tanah suci. Sambil melihat ikan mas di kolam yang besar-besar berwarna-warni menari-nari seraya berkata, “ kasih makan aku dong”.

Setelah beristirat sejenak di mushollah Al Istiqomah yang ada di Cisompet, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Pameungpeuk. Cukup jauh juga perjalanan ini dengan jalan yang berkelok-kelok seperti ular yang panjang atau seperti daerah kelok 44 di Padang Sumatera Barat yang terkenal itu. Kalau saya diangkat menjadi Menparpostel (menteri pariwisata, pos dan telekomunikasi), saya akan publikasikan daerah ini yang memiliki potensi wisata yang sangat bagus sekali. Sepanjang perjalanan yang di kelilingi perkebunan teh yang dikelola oleh PTP VIII Nusantara membuat daerah ini sangat indah pemandangannya. Kami memutar tembang lawas lagu-lagu Gombloh yang terkenal itu. Kami tersenyum-senyum apabila mendengar lagu Gombloh yang berjudul “Kugadaikan Cintaku”.

Sambil mendegarkan lagu Gombloh yang lucu itu, saya lihat pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Sayang saya tak sempat mengambil gambar karena mobil melaju sangat kencang. Sulit buat saya yang telah menjadi wartawan tempo ini (tempo-tempo jadi, tempo-tempo kagak, hehehehe) untuk mengabadikan pemandangan indah ciptaan Allah ini. Sungguh besar Allah memberikan keindahan kepada tanah airku dengan kekayaan alam yang dimilikinya. Namun sayangnya, kekayaan alam ini belum termanfaatkan secara optimal. Bangsa ini belum cerdas memanfaatkan kekayaan alamnya. Banyak kekayaan alam yang dikelola pihak asing, dan akhirnya kekayaan alam itu dinikmati oleh orang-orang asing yang bukan penduduk Indonesia.

Sedang enaknya kami menikmati perjalanan, tiba-tiba di depan kami ada pengendara sepeda motor yang menyalip mobil dan terjatuh. Mereka berboncengan berdua. Kayaknya sepasang muda mudi yang baru saja mengikuti acara tahun baruan. Kasihan sekali mereka. Terjatuh tiba-tiba pada saat mengerem mendadak karena ingin menyalip mobil Telkom. Tapi sayang, sang pengendara kurang lihai mengendarai motornya sehingga terjatuh. Untunglah mereka menggunakan helm, dan hanya luka-luka sedikit sehingga masih bisa melanjutkan perjalanan.

Kami menjadi lebih berhati-hati lagi dalam perjalanan ini. Sebab bila tak hati-hati maut akan menjemput kami secara tiba-tiba. Kakak ipar saya mengemudikan mobilnya lebih pelan, sekitar 40 km/jam kami lalui jalanan yang berkelok-kelok ini yang terasa tak ada ujungnya. Alhamdulillah, tepat pukul 18.00 WIB, kami telah sampai tujuan dengan selamat, dan dari sinilah cerita seru itu akan segera dimulai.

Eng ing eng……..(Bersambung)

Salam Blogger Persabahatan

Omjay

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun