[caption id="attachment_118074" align="alignleft" width="448" caption="Kelas Aksel Sedang US Praktek TIK"][/caption]
Hari ini, Rabu 14 April 2010 saya bertugas mengawasi ujian praktik TIK kelas akselerasi. Kelas yang belajar di SMP hanya 2 tahun. Kelas yang menurut saya adalah kelas yang super dan unik, sebab para peserta didiknya adalah anak-anak yang kritis, dan memiliki kecerdasan luar biasa.
Mengajar di kelas akselerasi dengan kelas reguler jelas berbeda.
Di kelas akselerasi tantangan mengajar jauh lebih berat. Sebab kita menghadapi anak yang super, dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Bila anda tak bisa menjawab pertayaan mereka, sebaiknya jujur saja, dan katakan saya belum bisa menjawabnya sekarang dan saya akan menjawab pertanyaan itu kemudian. Sebagai PR buat diri sendiri sebagai seorang guru yang harus terus belajar sepanjang hayat.
Kelas Akselerasi adalah kelas yang proses seleksinya sangat ketat. Para siswa diberi kesempatan belajar di SMP hanya dalam waktu 2 (dua) tahun saja. Berbeda dengan kelas reguler, materi pembelajaran yang diberikan di kelas akselerasi adalah hanya materi esensial.Â
SMP Labschool Jakarta adalah sekolah yang pertama kali membuka kelas akselerasi. Tanpa terasa dari tahun 1998 sampai dengan saat ini, Labschool terus memperbaiki kurikulum yang ada di kelas akselerasi. Dengan terus melakukan terobosan-terobosan baru di bidang pendidikan.
Dalam pengamatan saya, proses pembelajaran di kelas akselerasi selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan terasa kurang optimal di sekolah, sebagai rumah kedua mereka.
Karena itu SMP labschool Jakarta sebagai sekolah penyelenggara kelas akselerasi harus mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran berbasis TIK. Diantara inovasi itu adalah dengan mengelola blog di internet yang dapat membantu siswa akselerasi belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Saya sudah membuat blog mereka di sini.
Penetapan kegiatan pembelajaran bagi program akselerasi membawa konsekwensi kepada guru untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran ke corak kegiatan pembelajaran yang menuntut corak berpikir tingkat tinggi. Pola pembelajaran yang demikian luas cakupan dimensinya tentu tidak cukup menggunakan pola one way traffic, sehingga pola seperti pembelajaran berbasis masalah (PBL) maupun mengutamakan proyek lebih banyak digunakan. Pembelajaran pun tidak lagi satu sumber melainkan dari berbagai sumber.
Sebagai guru TIK, siswa akselerasi saya arahkan agar mampu menulis dalam proses pembelajaran mengelola blog, dan mereka harus dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang didapatkannya. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas menulisnya dengan baik pula. Hal ini dapat terwujud apabila guru dapat mengarahkan, dan memotivasi siswa akselerasi untuk dapat menciptakan informasi melalui kemampuan menulis pada pembuatan blog di internet. Mereka saya arahkan untuk memproduksi pengetahuan, dan bukan hanya mencari informasi.
Kelas akselerasi memang kelas yang menggairahkan. Banyak tantangan muncul setiap kali mengajar di kelas ini. Ada saja sesuatu yang baru saya temui di sini. Karena itulah saya terpilih dalam Lomba Keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran (LKGDP) di tingkat Nasional tahun 2008. Cerita lengkapnya ada dalam blog pribadi saya di sini.