Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontrakan Ungu, dan Keceriaan Anak-Anakku

27 Desember 2009   22:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_44464" align="alignleft" width="300" caption="Lihatlah Kecerian Mereka!"][/caption]

Selama hampir dua bulan ini, kami sekeluarga tinggal di rumah kontrakan. Saya mengambil keputusan untuk mengontrak rumah karena rumah kami sedang direnovasi. Awalnya agak canggung juga menempati rumah mungil yang dekat keman-mana. Dekat kamar mandi, dekat kamar tidur, dekat ruang tamu, dan dekat sama dapur (hehehe). Maklumlah rumah kontrakan ini sangat mungil, cuma satu kamar.

Di dalam rumah kontrakan inilah kami tinggal. Meninggalkan rumah kami untuk sementara waktu. Sedih juga pada awalnya, tapi kesedihan itu hanya sementara, sebab saya melihat anak-anak malah senang karena di sini mereka menjadi banyak teman. Berbeda dengan lingkungan tempat tinggal kami yang sepi. Maklumlah rumah type besar, dimana biasanya orang-orang sibuk dengan urusan keluarganya masing-masing.

[caption id="attachment_44465" align="alignright" width="300" caption="Lihatlah Kecerian Mereka!"][/caption]

Di rumah kontrakan ini, ada sesuatu yang unik. Keunikan itu terasakan bahwa kami adalah orang-orang yang cepat sekali  berinteraksi. Tak peduli orang lama atau orang baru. Cepat menyatu dalam rumah kontrakan yang biasa disebut kontrakan Ungu. Begitulah orang-orang di sekitar sini biasa menyebutkan karena warna tembok luar rumah konrakan ini yang berwarna ungu.

Di dekat sini banyak sekali berdiri rumah kontrakan. Nampaknya rumah kontrakan menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Mereka membayar sewa bulanan. Ada yang harga sewanya 300 ribuan, ada juga yang sampai 500 ribuan. Tergantung fasilitas yang disediakan. Semakin lengkap, ya semakin mahal.

Saya jadi tertarik untuk membangun beberapa rumah kontrakan. Kelihatannya bisnis ini menjanjikan dan menguntungkan. Itu saya dapatkan informasinya dari pemilik rumah kontrakan ini. Bila nanti punya uang banyak, saya akan bangun beberapa rumah kontrakan, dengan sesuatu yang berbeda dan mengikuti gaya hidup manusia modern. Ada fasilitas internet dan parabola, sehingga penghuni rumah kontrakan menjadi betah berlama-lama. Sebuah mimpi yang semoga bisa menjadi nyata Mohon doanya!. Semoga Allah mengabulkannya.

[caption id="attachment_44466" align="alignleft" width="263" caption="Lihatlah Kecerian Mereka!"][/caption]

Rumah kontrakan ini memang menginspirasi. Banyak tulisan baru saya tercipta di sini. Saya pun merasakan sesuatu yang berbeda. Hal itu pun ternyata dirasakan pula oleh kedua putriku, Intan dan Berlian. Sangat menikmati rumah kontrakan yang mungil ini. Bermain, belajar, dan bercanda,  terlihat sekali keceriaan di wajah anak-anakku. Bertemu dengan teman-teman baru di sekitar rumah kontrakan ungu ini.

Akhirnya, rumah kontrakan ungu membuat suasana baru dalam keluargaku. Melihat keceriaan anak-anakku yang mendapatkan teman-teman baru seusia mereka. Memberikan pembelajaran pada mereka bahwa inilah hidup yang sesungguhnya. Ada orang yang mendapat rezeki lebih sehingga mempunyai rumah sendiri, tetapi ada pula yang belum mendapatkan rezeki untuk membangun rumahnya sendiri. Hanya sanggup mengontrak rumah, dan bertahan hidup yang akan terus dihadapinya.

Di rumah kontrakan ini, tanpa saya sadari. Saya sudah memberikan pembelajaran yang berharga pada anak-anakku bahwa kebersamaan itu penting dan hidup harus mampu saling berbagi. Mampu melihat mereka yang sedang dalam kesulitan dan membantunya sesuai dengan kemampuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun