Dalam kuliah perdana di program pascasarjana (PPS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) hari Senin, 8 September 2014, saya temui orang-orang hebat yang luar biasa. Anda pasti dibuat kagum bila bertemu dengan mereka. Prestasi dan dedikasi mereka terhadap dunia pendidikan sungguh mempesona.
[caption id="attachment_323093" align="aligncenter" width="600" caption="Foto Bersama Kasal, Laksamana Dr. Marsetio usai kuliah perdana di Gedung Dewi Sartika Kampus UNJ"][/caption]
Sungguh saya terpesona dibuatnya. Ada dosen yang masih tetap gagah dan sehat meskipun usianya sudah hampir 80 tahun. Ada juga mahasiswa S3 yang terlihat imut karena usianya baru 24 tahun. Saya juga bertemu pelawak Komar yang sudah jadi anggota komisi X DPR, dan masih melanjutkan kuliahnya di program studi pendidikan dasar. Bahkan saya temui pula seorang gubernur Sulawesi Tengara (Nur Alam) yang masih memiliki kemauan kuat untuk belajar.
Kami para mahasiswa baru diperkenalkan dengan dosen-dosen yang mengajar di PPS UNJ oleh Direktur PPS-UNJ, Prof. Moh. Asmawi. Sambutan rektor UNJ sekaligus membuka perkuliahan, Prof. Djaali juga membuat kami bangga diterima di kampus UNJ Rawamangun Jakarta Timur ini. Ceramah umum Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr Marsetio juga sangat menginspirasi kami yang hadir. Beliau berceramah tentang peran komponen bangsa dalam membangun geostrategi Indonesia sebagai negara maritim membuat saya semakin sadar akan pentingnya laut bagi kehidupan kita .
Hal penting yang tak kalah menarik adalah penjelasan tentang program beasiswa dari Lembaga Pengelola dana Pendidikan (LPDP) bagi mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Alhamdulillah jadi semangat dalam menimba ilmu dan mewujudkan cita-cita. Semoga dapat IPK bagus dan mengajukan beasiswa ke LPDP. Saya ingin menjadi guru yang berprestasi di zaman edan ini, hehehe.
Perlu kita ketahui, menjadi guru di zaman edan harus mampu mengembangkan kreativitas diri dan peserta didiknya. Guru di abad 21 bukan sekedar mengajar saja melainkan sebagai fasilitator dan belajar bersama-sama peserta didiknya, bukan sekedar transfer of knowledge melainkan transfer of learning. Mari kita geserkan paradigma untuk melakukan revolusi pembelajaran berorientasi kreativitas. Siapa yang kreatif maka dia akan terdepan dalam melakukan inovasi. Guru jangan cuma bisa teori saja, juga implementasinya sebagai contoh calon pemimpin bangsa. Kalau guru banyak mengeluh, murid  bisa jadi cengeng. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Guru wajib menjadi contoh keteladanan bagi peserta didiknya.
[caption id="attachment_323094" align="aligncenter" width="600" caption="Prof. Dr. R. Santosa Murwani"]
Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah. Allahu Akbar banyak ilmu yang didapatkan di hari kedua kuliah hari ini, Selasa 9 September 2014. Ilmu pertama didapatkan dari Prof. R. Santosa Murwani tentang statistika dalam dunia pendidikan, dan ilmu kedua didapatkan dari Prof Atwi Suparman tentang disain pembelajaran. Kedua guru besar UNJ ini memang luar biasa, dan mereka terus belajar sepanjang hayat.
[caption id="attachment_323095" align="aligncenter" width="600" caption="Prof Atwi Suparman bersama Pak Dr. Robinson diperkuliahan disain pembelajaran"]
Terus terang saya termotivasi oleh mereka. Prof. Santosa pernah menjadi direktur program pascasarjana UHAMKA, dan Prof. Atwi pernah menjadi Rektor di Universitas Terbuka. Malam ini saya mau dengerin lagi kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh mereka. Sambil membaca catatan kecil yang tadi sempat dituliskan. Semoga masih bisa menulis di blog keroyokan dan pribadi serta membagi ilmunya kepada pembaca setia di http://kompasiana.com/wijayalabs, dan http://wijayalabs.com.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Kuliah Perdana di Program Pasca Sarjana UNJ"][/caption]