By: Mia Wijayanti
IAIN SURAKARTA
Terdengar sayup-sayup suara yang bernada tinggi, diiringi dengan ketukan pada pintu kamarku. Lalu dibuka pintu tersebut dan disingsingkan selimut yang semula membalut tubuh ku. Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahu ku. Perlahan kubuka mata dan ku arahkan pandangan ku padanya. Dialah orang yang Insya Allah ku taati peraturannya dan ku puji kepemimpinannya. Â Lalu ku sandarkan punggungku pada dinding kamarku. Saat ku tengok jam pada handphone ku, ternyata waktu telah menunjukkan pukul tiga. Teman-teman yang tidur disampingku tak ada yang beranjak dan masih berbaring karena mata tak mau diajak berkompromi.
Diluar kamar sudah terdengar suara gemuruh, orang-orang mondar mandir kesana kemari mencari antrian mandi dan wudhu. Bagaimana tidak, hal itu seakan sudah menjadi ciri khas anak-anak yang tinggal di Pesantren/Boarding School. Aku pun tak mau kalah dengan mereka. Tanpa pikir panjang ku langsung bergegas untuk menyusul mereka.
Kala itu ayam mulai berkokok dengan bersahut-sahutan. Mataharipun nampak malu-malu untuk bangun dari peraduan, terlihat dari wajahnya yang kemerah-merahan. Saat badan kembali bugar, nafas kembali segar, dan hadats telah disucikan, maka saat itulah ku mulai menghadap kepada Sang Pemilik Segala. Saat-saat seperti itu ku sangat ingin bertemu dengan Kekasih-Nya. Kupuja dan ku puji, seraya berdoa semoga di akhir hayat nanti bisa berkumpuldan diakui sebagai umatnya. Aamiin...................................................
Tunggu cerita selanjutnya.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H