5. Meningkatkan Peluang Publikasi
Jurnal ilmiah yang bereputasi sering kali menolak naskah dengan kesalahan tata bahasa atau struktur yang buruk. Penyuntingan meningkatkan peluang penerimaan naskah untuk diterbitkan.
Beberapa contoh penyuntingan:
Kesalahan bahasa yang pertama yaitu penulisan kata konjungsi atau kata penghubung yang tidak tepat, seperti pada bagian penulisan identitas artikel "Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan". Kata "dan" disini termasuk ke dalam kata hubung/konjungsi, oleh karena itu penulisannya tidak menggunakan huruf kapital.
Penulisan istilah asing yang tidak tepat, Secara umum penulisan kata asing harus ditulis atau dicetak miring dalam bahasa Indonesia. Pada artikel luaran PLP 1 yang disunting ada beberapa penulisan kata dengan istilah bahasa Inggris yang tidak dicetak miring seperti kata "cyberbullying", "Problem Base Learning", dan lainnya. Adapun penulisan kata yang kurang tepat atau salah ketik seperti kata "media social" dan "Yotobe, penulisan yang tepat adalah "media sosial" dan "YouTube".
Penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, Kesalahan bahasa yang ketiga adalah penggunaan huruf kapital yang tidak tepat. Pada artikel ditemui beberapa kekeliruan dalam menggunakan huruf kapital, seperti pada kata "islam". Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitabsuci, dan Tuhan termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Pada artikel kata "islam" ditulis menggunakan huruf kapital di awal kata, maka penulisan yang benar adalah "Islam". Kekeliruan lainnya ditemui pada kalimat "Metode Dalam penelitian ini mengunakan metode kualitatif....", huruf kapital digunakan di tengah kalimat, maka perbaikan kalimat yang benar adalah "Metode dalam penelitian ini mengunakan metode kualitatif....", dan masih banyak lagi kekeliruan pada artikel.
KESIMPULAN
Penyuntingan karya ilmiah bukan sekadar langkah opsional, melainkan bagian integral dari proses publikasi. Dengan penyuntingan yang cermat, penulis dapat menyampaikan ide dan temuan mereka dengan lebih efektif, meningkatkan kualitas dan dampak dari penelitian mereka. Oleh karena itu, baik penulis maupun editor perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap karya ilmiah yang diterbitkan memiliki standar terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H