Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lestari: Menyatukan Kepentingan Bisnis dan Pelestarian Lingkungan (2)

6 November 2024   14:54 Diperbarui: 6 November 2024   15:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zhu dan Cote dalam Journal of Cleaner Production 12  (2004), hal. 1028

Penerapan ilmu Ekologi Industri dapat menyatukan kepentingan perusahaan untuk menghemat biaya dan memperoleh keuntungan sekaligus juga dapat menjadi ramah lingkungan. Jika diterapkan dengan baik, maka menjadi ramah lingkungan tidak selalu harus membuat produk dan jasa menjadi mahal.

Eco-Industrial Park

Kerja sama antar perusahaan akan lebih baik jika dilakukan pada satu kawasan industri yang sama. Jika ada di satu kawasan yang sama, maka selain polusi akibat transportasi dapat dikurangi, proses pertukaran produk dan koordinasinya menjadi lebih mudah. Kawasan industri yang dikembangkan berdasarkan penerapan ilmu Ekologi Industri disebut sebagai eco-industrial park.

Apakah di Indonesia sudah ada eco-industrial park? Sampai batas tertentu di Kawasan Industri Candi Semarang, ada beberapa perusahaan yang saling bekerja sama satu dengan yang lain. Limbah satu perusahaan digunakan sebagai bahan baku perusahaan yang lain, seperti yang dilakukan oleh Guitang.

Paling tidak ada lima perusahaan, yang kepemilikannya berbeda, di Kawasan Industri Candi Semarang yang saling bekerja sama satu dengan yang lain. Ada perusahaan penghasil alumunium dan ada perusahaan penghasil rotan sintetis. Keduanya memasok barang ke produsen furnitur yang terbuat dari alumunium dan rotan sintetis, dan juga ke perusahaan pembuat jendela dan pintu alumunium. Limbah dari dua perusahaan terakhir kemudian dibeli kembali oleh perusahaan penghasil alumunium dan perusahaan pembuat rotan sintetis.

Tantangan

Selain masalah perkembangan dan penerapan ilmu Ekologi Industri, masalah yang lain adalah koordinasi dan informasi yang masih sulit untuk merealisir terbentuknya secara alami eco-industrial park. Diperlukan intervensi dari pemerintah dan peran koordinasi lembaga asosiasi dan juga Kamar Dagang agar eco-industrial park semakin tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Jika sudah ada contoh kawasan yang benar-benar dapat disebut eco-industrial park, dan dipromosikan dengan baik, bukan tidak mungkin akan ada banyak eco-industrial park seperti yang ada di Kalundborg, Denmark. Eco-industrial park di Kalundborg muncul secara alami melalui kesepakatan-kesepakatan bisnis antar perusahaan, tanpa intervensi pemerintah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun