Seringkali masalah limbah tidak dapat diselesaikan sendiri oleh perusahaan atau oleh satu lini produk tertentu dalam satu perusahaan. Diperlukan kerja sama antar perusahaan atau antar lini produk untuk menyelesaikan masalah limbah.
Sebagai contoh yang sangat sederhana kerja sama untuk mengatasi limbah adalah akuaponik. Masalah limbah kotoran ikan dan kebutuhan nutrisi tanaman bertemu pada penggabungan akuakultur budidaya ikan dengan hidroponik atau budidaya tanaman dengan media air. Penggabungan keduanya dikenal sebagai akuaponik. Kotoran ikan yang bisa mengganggu diubah menjadi nutrisi yang diperlukan oleh tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem hidroponik. Â
Contoh lain adalah penerapan kerja sama yang juga menunjukkan mengapa industri gula pasir Guitang Grup di China bisa kompetitif (Zhu dan Cote, 2004). Jika di perusahaan gula pasir lain limbah dibuang, oleh Guitang limbah dijadikan bahan baku untuk pabrik lain yang didirikan dalam konglomerasinya. Limbah tetes tebu digunakan sebagai bahan baku pabrik alkohol, ampas tebu dijadikan bahan baku pabrik bubur kertas, dan limbah sludge-nya menjadi bahan baku untuk pabrik semen
Sementara limbah residu alkohol dari pabrik alkohol dijadikan bahan baku untuk pabrik lain yang juga didirikan oleh Guitang Grup yaitu pabrik pupuk, dan limbah cair pabrik bubur kertas dijadikan bahan untuk pabrik penghasil produk alkali.
Akhirnya, jika di tempat lain limbah menjadi beban, oleh Guitang Grup limbah dijadikan bahan baku yang murah untuk perusahaan lain dalam konglomerasinya. Jika di tempat lain, limbah harus diolah atau dibuang dan membutuhkan biaya pengolahan atau pembuangan, di Guitang Grup limbah dijadikan sarana untuk menghasilkan keuntungan.
Menjadi Kompetitif dengan Ekologi Industri
Ilmu yang khusus mempelajari hubungan antar perusahaan dalam suatu sistem industri dan hubungan sistem industri tersebut dengan sistem alam disebut Ekologi Industri. Ilmu Ekologi Industri semakin berkembang setelah munculnya konsep Ekonomi Sirkular.
Inti dari ilmu ini adalah bagaimana perusahaan-perusahaan, baik yang dimiliki oleh pemilik yang sama atau oleh pemilik yang berbeda, dapat meningkatkan efisiensi (baca mengurangi biaya yang berarti menambah keuntungan) dan mengurangi polusi, dengan meniru sistem alam, melalui kerja sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Caranya dengan menerapkan reuse dan recycling, memaksimalkan efisiensi penggunaan material dan energi, meminimalkan timbulnya limbah, dan membuat limbah menjadi produk potensial yang dapat dijual.
Sangat disayangkan ilmu ini dan penerapannya kurang berkembang luas di Indonesia. Mudah-mudahan artikel sederhana ini dapat memicu pembaca untuk mengembangkan ilmu ini dan menerapkannya baik pada level rumah tangga maupun pada level industri.