Berita seputar pembelian emas besar-besaran oleh Bank Sentral Irak dan semakin memanasnya konflik geopolitik di semenanjung Krimea sedang adu kuat dengan berita gossip seputar kemungkinan dinaikkannya suku bunga The Fed pada awal tahun 2015.
Harga emas sempat drop sampai dengan USD 1306.2/toz sebelum akhirnya kembali naik di kisaran USD 1311/toz pagi hari ini. Berita pembelian emas sebanyak 36 ton oleh Bank Sentral Irak tentu sangat supportive terhadap harga emas, karena Bank Sentral adalah long term gold holder. Berita lain yang supportive terhadap harga emas adalah peringatan negara-negara G7 yang dengan tegas akan menyatakan akan memberikan sanksi ekonomi yang lebih keras terhadap Rusia. Dilain pihak, berita dari The Fed yang akan terus melaksanakan pemotongan stimulus USD 10 juta per bulan dan kemungkinan dinaikkannya suku bunga mulai awal 2015 menjadi berita negative terhadap harga emas.
Sementara itu di pasar ETF Emas terbesar SPDR Gold, simpanan emas para investor meningkat 0.6 % ke posisi 821.47 tons, yang merupakan posisi tertinggi sejak 13 Desember 2013.
Source : BW Gold Technical Analysis Chart
Dalam perspektif jangka pendek, secara teknikal ditutupnya harga dibawah USD1312/toz kemarin merupakan sinyal negative dan potensi koreksi harga masih berlanjut sampai dengan support terdekat di USD 1287/toz dan USD 1263/toz, namun sebelum menyentuh itu, masih ada psychological support yang harus ditembus dulu yaitu USD 1300/toz.
Namun dalam perspektif jangka panjang, secara teknikal pola koreksi harga ini justru menandakan akhir dari fasa gelombang koreksi A-B-C yang akan menginisiasi pola rally bullish berikutnya yang diperkirakan akan menembus angka USD 1400/toz.
Bagi kami yang selalu menyarankan untuk membeli emas sebagai sarana lindung nilai terhadap inflasi, terjadinya koreksi-koreksi harga emas seperti saat ini justru menjadi momentum yang baik untuk menambah pundi-pundi emas dalam rangka menjaga keseimbangan portofolio investasi kita.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H