Mohon tunggu...
wiinaa
wiinaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya mahasiswa s1 universita negeri semarang

Saya adalah seorang mahasiswa S1 semester Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Hobi saya adalah Membaca buku, mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Kurikulum Merdeka Sudah Cocok Diterapkan di Indonesia?

6 Oktober 2023   22:42 Diperbarui: 6 Oktober 2023   22:46 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Winarsih (Mahasiswa S1 PGSD Universitas Negeri Semarang), Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen FIPP Universitas Negeri Semarang)

Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep pendidikan yang diusulkan oleh Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) pada tahun 2021. Konsep ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, inovasi, dan kemandirian siswa dalam belajar. Namun, apakah Kurikulum Merdeka cocok diterapkan di Indonesia?

Untuk memahami relevansi Kurikulum Merdeka di Indonesia, kita perlu menilik latar belakangnya. Sebelumnya, sistem pendidikan di Indonesia banyak mengedepankan pendekatan kurikulum yang seragam dan sangat terstruktur, yang cenderung mengabaikan perbedaan individu siswa. Hasilnya, tidak semua siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal, dan ada kesenjangan dalam hasil pendidikan.

Ada beberapa keuntungan penerapan kurikulum merdeka

  • Mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa: Salah satu tujuan utama Kurikulum Merdeka belajar adalah mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, kreativitas dan inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam berbagai bidang. Dalam kurikulum merdeka siswa diajak untuk berpikir kritis, mengembangkan ide-ide baru, dan menciptakan solusi masalah-masalah yang dihadapi. Pendidikan yang berorientasi pada kurikulum merdeka akan memberikan ruang lebih besar bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
  • Meningkatkan kemandirian siswa: Kurikulum merdeka belajar juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. Dalam sistem pendidikan konvensional, siswa cenderung menjadi pasif dan hanya menerima informasi dari guru. Dengan kurikulum merdeka, siswa akan diajak untuk aktif mencari informasi, mengembangkan kemampuan belajar mandiri, dan mengatur waktu belajar mereka sendiri. Hal ini akan membekali siswa dengan ketrampilan yang sangat berharga dalam menghadapi masa depan.
  • Menyesuaikan dengan Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan belajar. Kurikulum merdeka belajar dirancang untuk mengikuti perkembangan teknologi ini dengan mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan teknologi, siswa dapat mengakses sumber belajar yang lebih luas, berkomunikasi dengan guru dan teman sekelas, serta mengembangkan ketrampilan digital yang penting dalam dunia kerja yang semakin digital.

Disamping banyak keunggulan dalam penerapan kurikulum merdeka belajar, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan kurikulum merdeka belajar. Sebagai beriku:

  • Kurangnya Persiapan dan Pelatihan Guru: Salah satu tantangan utama dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurangnya persiapan dan pelatihan bagi guru. Kurikulum merdeka belajar mengharuskan guru untuk mengubah pendekatan dan metode pengajaran mereka, yang mungkin asing bagi banyak guru yang telah terbiasa dengan metode pengajaran tradisional. Tanpa persiapan dan pelatihan yang memadai, guru  mungkin kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar dengan efektif.
  • Ketimpangan Akses terhadap Teknologi: Meskipun kurikulum merdeka belajar mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, masih ada ketimpangan akses terhadap teknologi di Indonesia. Banyak sekolah di daerah terpencil atau daerah dengan tingkat kemiskinan tingi tidak memiliki akses yang memadai ke internet dan perangkat teknologi. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan dalam kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan. Siswa didaerah terpencil mungkin tidak dapat mengakses sumber daya pembelajaran digital yang sama dengan sisa didaerah perkotaan, sehingga menciptakan kesenjangan dalam kesempatan pendidikan.
  • Kurangnya Evaluasi dan Pemantauan: Penerapan kurikulum merdeka belajar juga membutuhkan evaluasi dan pemantauan yang baik untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pendidikan tercapai. Tanpa evaluasi dan pemantauan yang memadai, sulit untuk mengetahui apakah kurikulum merdeka belajar benar-benar efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Evaluasi yang baik juga diperlukan untuk mengidentifikasi area-area yang perlu perbaikan dan peningkatan. Kurangnya evaluasi yang efektif dapat menghambat perkembangan dan peningkatan dalam implementasi kurikulum merdeka belajar.

Jadi, penerapan kurikulum merdeka di Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengembangkan kreativitas, inovasi, dan kemandirian siswa. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti kurangnya persiapan dan pelatihan bagi guru, ketimpangan akses terhadap teknologi, dan kurangnya evaluasi dan pemantauan. Untuk memastikan keberhasilan kurikulum merdeka, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, sekolah, guru dan masyarakat dalam mendukung implementasi dan pengembangan kurikulum merdeka di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun