Ketetapan larangan mudik lebaran kedua kalinya untuk memutus rantai penularan Covid19, justru dihiraukan oleh banyaknya pemudik, hingga banyak warga yang berusaha mudik dengan menerobos melalui jalan tikus yang tidak dijaga oleh petugas kepolisisan.
Beberapa warga Kebayoran berhasil mudik tanpa tertangkap petugas, dan saat kembali ke Jakarta justru dapat teguran dari Pak RT, karena Pak RT juga melarang seluruh warganya pulang kampung. Namun ada warga yang diam-diam nekat pulkam tanpa izin dari Pak RT. Dan bahkan beralibi pergi silaturahmi ke keluarga terdekat yang lokasinya masih di JABODETABEK.
"Sebelum pulang kampung awalnya memang takut dan ragu karena sudah ada himbauan dari Pak RT juga takut di sidak kerumah. Tapi saya dan keluarga nekat, dan akhirnya saya dan keluarga sebelum pulkam diam-diam pergi rapid test untuk memastikan kondisi juga. Anak saya tidak ikut mudik, jadi pak RT tidak tahu awalnya. ya yang namanya tetangga pasti kan ada saja yang kepo", Ujar Bapak Sudirman pemudik warga kebayoran jum'at (21/05)
Kenekatan Bapak Sudirman dan beberapa pemudik lainnya memanglah terbilang mulus, karena dapat lolos dari petugas. Namun memang tak dapat ditutupi dari tetangga yang mengadu ke Pak RT. Sehingga ketika sudah sampai di Jakarta selang satu hari, keluarga Bapak Sudirman di datangi Pak RT.
Saat Pak RT melakukan sidak kerumah-rumah warga yang mudik, juga memberikan beberapa sanksi dan teguran karena pelanggaran peraturan yang sudah diterapkan.
"Wajar saja sih kalau Pak RT memberikan teguran dengan membuat surat pernyataan karena sudah melanggar peraturan, dan di wajibkan untuk rapid test lagi sama melakukan isolasi madiri selama satu minggu, jadi tidak boleh keluar rumah sekalipun dekat". Ucap Bapak Sudirman
Meskipun terbilang tidak terlalu berat hukuman dari Pak RT setidaknya membuat beberapa warga yang mudik itu sadar bahwa sudah melanggar tata tertip warga yang sudah dibuat.
"Ya tidak apa karena kan itu suatu bentuk pelanggaran saya terhadap tata tertib warga sini, supaya tidak terjadi kecemburuan antar warga saja" ungkapnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H