Tegalampel merupakan sebuah desa yang terdapat di Kabupaten Bondowoso yang masih terdapat banyak pepohonan. Daun daun yang jatuh dari pohon menjadi sampah yang hanya memenuhi pekarangan ataupun tempat pembuangan sampah karena kurang termanfaatkan dengan baik. Melimpahnya sampah daun kering yang berserakan dipekarangan warga biasanya hanya di bakar atau dibiarkan begitu saja. Jika daun kering dibakar, justru  dapat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Wiharani Okta Ayustiya, mahasiswi Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember bersama warga Tegalampel RT 02 RW 01 berinovasi memanfaatkan sampah daun kering yang terdapat dipekarangan rumah menjadi bahan bakar alternatif  sebagai pengganti gas dan minyak tanah.
Briket arang namanya, bahan bakar ini selain mudah dibuat juga ramah lingkungan dan memiliki nilai jual tinggi.Â
Dalam pembuatan briket arang daun kering, hal yang perlu dipersiapkan yaitu daun kering dan tepung tapioka sebagai perekat bahan. Pertama, daun kering dikarbonisasi dan di tumbuk hingga halus. Untuk menyeragamkan ukuran, dilakukan pengayakan.
Kedua, serbuk daun kering kemudian di campur dengan tepung tapioka yang telah dimasak seperti lem. Pencetakan briket dengan menggunakan pipa paralon dan briket diletakkan dibawah sinar matahari selama 4-5 hari hingga benar benar kering.Â
Wiharani berharap dengan adanya pembuatan bahan bakar briket ini, mampu menambah wawasan dan menyadarkan masyarakat dalam memanfaatkan sampah terutama daun kering menjadi produk yang memiliki banyak manfaat dan bernilai jual tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H