Merdeka!
Kata itu yang ramai ditulis di berbagai media.. Mulai dari televisi hingga broadcast message di bbm yang menyebabkan kelemotan pada bb saya.
Soal kemerdekaan, saya hampir tidak bisa menghitung sudah berapa tahun usia kemerdekaan Indonesia, sepintas saya ingat gapura di sekitar rumah yang bertulisan “67 Tahun Kemerdekaan RI”.
Sebuah usia yang muda untuk sebuah negara namun sebuah jangka waktu yang cukup untuk menyesakkan lahan-lahan dengan berbagai bangunan dan cluster-cluster baru serta jalan raya yang penuh dengan kendaraan.
Mungkin paling tepat kata merdeka ini disandingkan dengan kata korupsi. Merdeka Korupsi. Bisa Anda artikan sebagai terbebas dari korupsi atau bebas berkorupsi. Yah, itulah pilihan negara ini. Korupsi bagaikan sakit kurap. Semakin digaruk semakin melebar dan tak menyelesaikan masalah.
Lain lagi jika kita sandingkan kata “merdeka” ini dengan kata “beras” atau “tempe”. Mungkin lebih baik kita sandingkan dengan “impor”. Ini cuma main bersanding kata saja. Makna dan ekspektasinya terserah kepada anda.
Kata merdeka yang disebut-sebut ini, sepertinya tidak cocok digunakan untuk subjek yang jamak. Contohnya. “Republik Indonesia telah merdeka selama 67 tahun.”. Cocok. Republik Indonesia merupakan subjek yang single. Coba kita bandingkan dengan “Rakyat Indonesia telah merdeka dari penjajahan.”. Rakyat Indonesia merupakan subjek yang jamak dan tampaknya tidak tepat dilanjutkan dengan kata merdeka karena tidak semua rakyat merasakan kemerdekaan apalagi terbebas dari penjajahan.
Apakah hari ini kail-kail melaut? Cangkul-cangkul bertani? Ternak-ternak tergembalai? Apakah BBMessanger tanpa delay? Apakah listrik mengalir ke rumah-rumah?
Segitu saja dulu untuk hari kemerdekaan.Sedikit gambar untuk menunjukkan hasil kemerdekaan di negara kita.