DESA ADAT PANGLIPURAN BALI DAN KERAMAHAN PENDUDUKNYA
Senin lalu, tepatnya tanggal 15 Mei 2023, saya mengunjungi obyek wisata Desa Adat Panglipuran di  Bali. Bersama rombongan sekitar 470  Siswa dan guru pembimbing tempat saya mengajar, SMK Negeri 1 Magelang. Bagi saya pribadi, ini adalah kali kedua saya berkunjung kesini, setelah sekitar 6 kali pernah berwisata di pulau Dewata nan memesona.
Desa Adat Panglipuran, menjadi destinasi wisata yang unik dan memberi kesan mendalam bagi saya, sehingga sangat sayang untuk dilewatkan jika berkunjung wisata ke Pulau Bali. Bukan hanya karena desa ini pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih  di dunia , tetapi saya belajar banyak hal dari keberadaan desa adat dan wisata yang elok rupawan ini. Selain bersih, tertata rapi, penduduknya sangat ramah dan menghormati para tamunya. Saya belajar banyak sopan santun dan adab mereka  berinteraksi pada pengunjung serta wisatawan.
Salah satunya, yang saya temui, seorang gadis kecil kelas 3 Sekolah Dasar bernama Kadek Yuliati. Gadis yang sedang memberi sesaji di pura desanya itu menyapa ramah kepada saya. Saya terpesona pada tutur bahasanya, bercerita kondisi desanya. Seorang gadis kecil yang terjaga adab sopan santunnya, tentu bukan perkara mudah. Pasti dari hasil didikan orang tua dan lingkungannya. Bisa jadi ia juga belajar dan tahu betul kondisi desanya, baik adat istiadat, kebiasaan dan bagaimana cara memperlakukan tamunya.
Sebuah konsep pariwisata  terintegrasi  yang melibatkan seluruh warganya, sehingga antara wisatawan dan penduduk mengambil manfaat kebaikan dan menguntungkan kedua belah pihak. Lalu Kami pun berbincang hangat, dan diakhiri dengan berfoto bersama. Penduduk desa yang ramah membuat saya betah berlama-lama disana. Suatu saat nanti, semoga bisa berkunjung lagi ke desa ini, Desa Adat Panglipuran Bali.
Sejuta Bunga, 24 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H