Kata mental merupakan kata yang sebenarnya cukup familiar buat kita, apalagi untuk seseorang yang bekerja dibidang kesehatan terutama pada bidang psikologis. Meskipun kata mental itu sendiri merupakan hal yang cukup dikenal bagi khalayak umum, tapi menurutku agak tabu jika kita berbicara tentang hal yang ada hubungannya dengan mental terutama di Indonesia.Â
Menurut kamus KBBI Mental adalah hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Dapat dartikan juga, mental disebut sebagai "tindakan yang dipengaruhi pikiran".
Pentingnya pembentukan mental sendiri dalam konteks ilmu pendidikan, agama, dan sosial itu perlu karena pada sebelumnya ada berita yang cukup menghebohkan di dunia terutama di Indonesia yaitu wabah Virus Covid-19.Â
Memang dari kita tidak bisa dipungkiri dengan adanya Virus Covid-19. Oleh karena itu pada saat wabah Virus Covid-19 lembaga pendidikan di Indonesia, maupun tradisi dan kultur agama di Indonesia, dan social bermasyarakat mempunyai kebijakan tersendiri.Â
Diantaranya melalui lembaga pendidikan dengan diberlakukannya sistem pembelajaran daring online, tradisi dan kultur agama setiap event pengajian maupun lainnya secara virtual dan dibatasi. Dan kegiatan social bermasyarakat seperti rapat internal maupun lainnya juga secara virtual. Dengan adanya diberlakukannya kebijakan seperti ini masyarakat seluruh Indonesia batin dan watak manusia juga mempengaruhi dan cenderung malas-malasan maupun tidak punya semangat yang lebih.
Dengan tujuan ini perlu adanya pendampingan mental kepada sekitar kita dengan menerapkan dan membalikan keadaan yang dulu sebagai mestinya. Yang dimana para murid atau siswa sekarang cenderung bermain gadget dan bermain game kita arahkan boleh bermain gadget bermain game tapi ingat waktu. Dan pembelajaran disekolah itu penting karena untuk masa depan kamu dibandingkan bermain gadget tidak ada hasilnya. Oleh karena itu dari kita mensosialisasikan dengan mengarahkan untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengikuti program-program dari sekolah/madrasah dll.Â
Terlepas dari itu kita coba pendampingan kepada masyarakat sekitar terkait tentang pelaksanaan tradisi dan kultur agama dengan membuka pikiran kepada masyarakat bahwasanya di aktifkan kembali dengan cara berkumpul dalam suatu majlis. Dan juga kegiatan social bermasyarakat perlu dukungan dan pendampingan dari kita supaya apa yang telah direncanakan dari dulu itu berjalan dengan sesuai rencana.Â
Perlu ketahui juga bahwasanya dukungan dan pendampingan mental seperti itulah untuk menggairahkan semangat dan tidak bermalas-malasan, dan perlu dorongan supaya dengan adanya kebijakan seperti ini tidak menjadi alasan bagi kita semua untuk tidak melakukan program-program yang telah direncanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H