Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

TKI "Pembokat" di Riyadh,Jumlahnya Mulai Berkurang

30 Mei 2012   23:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338422237952755325

[caption id="attachment_191586" align="aligncenter" width="300" caption="Bersiap Pulang Kampuang (Ilustrasi Koleksi Pribadi)"][/caption] TKI Pembantu Rumah Tangga atau panggilan "prokem"nya TKI Pembokat di Riyadh, dua bulan ke depan diperkirakan akan berkurang jumlahnya dibanding beberapa waktu yang lalu.Karena pada umumnya masa kerja dua tahunan mereka habis di hari-hari menjelang bulan Syaban dan Ramadhan. Ketika pengiriman PRT masih berlangsung ke Saudi,bulan-bulan menjelang puasa biasanya PJTKI dan pemakai jasa,Warga Saudi,  sibuk mengurus PRT  pulang dan yang pergi,tetapi saat ini hanya pemulangan yang ramai. Di sejumlah rumah banyak yang merayu TKI Pembokat dan Sopir dengan rayuan menaikkan gaji mereka atau  memberi uang hadiah dan uang pengganti tiket jatah liburan setelah dua tahun bekerja, asalkan TKI bersedia  memperpanjang masa kerjanya hingga mereka mendapat Pembantu dan Sopir yang baru. Musim liburan sekolah  di Saudi yang panjang hingga bulan Syawal nanti, hanya sisa dua pekan lagi akan tiba.Di masa liburan sekolah inilah warga Saudi malah semakin membutuhkan para PRT dan Sopir,karena sebagian besar mereka yang berlibur di dalam negeri akan berlibur menggunakan  mobil-mobil pribadi sekeluarga. Dalam waktu liburan inilah peran Sopir pribadi dan Pembantu sangat diperlukan selama di perjalanan,terutama yang berlibur melakukan perjalanan darat dengan mobil,baik liburan ke wilayah Saudi,Jordania,Kuwait,Dubai,Abu Dhabi,Qatar dan negara dekat lainnya dengan jalur darat. Sebagian Warga Saudi yang sangat butuh PRT dan Sopir karena alasan tertentu banyak anak-anaknya misalnya, mendesak para TKI untuk memperpanjang masa kerjanya dengan resmi atau tidak resmi,kebanyakan memperpanjang dengan cara musyawarah antara majikan dan TKI,terutama tentang besaran jumlah uang pengganti tiket dan uang hadiah gaji ke 25,setelah sukses dua puluh empat bulan bekerja. Menurut sejumlah sumber PRT dan Sopir di Riyadh dalam percakapan melalui telepon dan bertemu rekan sopir TKI di Toko-toko Indonesia dan di jalanan,mereka kebanyakan akan Huruj Nihai,pulang ke tanah air dan selesai tidak balik lagi. Bahkan jika tidak diberi ijin oleh majikan untuk pulang Huruj Nihai-pun mereka terpaksa berbohong dengan berkata mengambil cuti, hanya untuk diijinkan pulang ke Indonesia,dan tentu saja nanti tak akan balik lagi ke Saudi. "Habis kalau kita bilang bukan pulang cuti,kita tak akan dipulangkan bulan ini walaupun kontrak sudah habis,jadi terpaksa deh berbohong.."kata Ismail TKI Sopir asal Cianjur yang akan pulang hari Senin besok.4 Juni 2012,setelah terpaksa berbohong mau ngambil cuti saja ke majikannya. Dari sekitar data PRT Saudi di tahun 2010 hampir satu juta orang,sebagian besar mereka bekerja di kota Riyadh,namun sejak moratorium berlaku tanggal 1 Agustus 2011 lalu,jumlah PRT di Riyadh disinyalir berkurang terus sampai sekarang. Sejalan dengan berkurangnya jumlah PRT di Riyadh,seiring pula "Citra" TKW Indonesia di mata lelaki pekerja Asing lainnya menjadi bertambah baik,yaitu salut kepada pemerintah kita yang telah menghentikan eksport Pembokat ke Saudi seperti halnya negara-negara Bangladesh,Hindia dan Pakistan. Jumlah Pembokat TKI di Saudi berkurang,citra Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Saudi meningkat dan membaik. Namun apakah perut mereka akan kenyang dan terbayar biaya sekolah anak-anaknya hanya dengan naik dan membaiknya "Citra" ?. Semoga ada jalan terbaik untuk menampung "calon penganggur" di tanah air setelah pulang dari negara tujuan TKI ketika sudah datang ke kampung. *)Catatan : -Penggunaan kata Pembokat di judul terinspirasi oleh tulisan Rekan Fera Nuraini bisa klik di sini,Pembantu = Pembokat ? -Menurut Pak Yusuf Dwiyono dalam komentarnya,kata pembokat bukan berarti menghina tetapi berasal dari bahasa gaul (prokem) anak Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun