Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penghasilan Ceperan TKI Migran Saudi

6 Mei 2012   23:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:37 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1336352606830329520

[caption id="attachment_186629" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption] Bicara TKI migran Saudi yang ngetop adalah Sopir dan PRT,yang gajinya jika dibanding TKI Formal berbeda hampir sepuluh kali lipat ,sebagai perbandingan gaji TKI informal berkisar hanya 1000 riyal tetapi TKI Formal di Saudi rata-rata 10.000 riyal atau Rp.23.500.000, untuk profesional dan sarjana lulusan Amerika atau Eropa tertentu bisa lebih dari tiga puluh juta rupiah. Sementara TKI informal hanya sekitar 1000 riyal atau Rp.2.300.000.saja,tetapi bukan orang Indonesia kalau tidak cerdik untuk selalu bisa menangkap peluang usaha sampingan ,banyak cara dan jenis usaha sampingan yang dilakukan rekan TKI informal ini disela-sela kesibukan waktu bekerja mereka,artinya tidak melalaikan tanggung jawab sebagai pekerja di majikannya masing-masing,malah sebagian ada yang disetujui dan diketahui oleh majikannya. Beberapa pekerjaan sampingan ini hasilnya bisa melebihi atau bisa berlipat  jumlahnya dari gaji pokok mereka,sebut saja misalnya PRT atau Sopir yang berdagang makanan seperti tulisan berikut, (PRT hasilkan tujuh juta perbulan). Termasuk banyak yang menjadi pengumpul rongsokan,logam,accu bekas,kardus karton,penjual atau bandar koran bekas,menjadi agen dan penjual pulsa,jasa pengiriman uang,menjadi calo cargo barang,menjual kepingan copy-an VCD bajakan, mengcopy sendiri lagu-lagu Indonesia di komputernya lalu dijual,jadi bandar togel,jadi bandar judi,atau jadi calo TKW kaburan,atau jadi penampung kaburan,jadi sopir taksi,jadi penjaga rumah kosong disebelah rumahnya,jadi tukang cuci mobil tetangga atau saudara majikan, jualan HP dan Komputer bekas,menjadi teknisi AC ,service HP dan elektronik di kamarnya,menjadi penjahit permak atau  ada yang menulis artikel ke media masa di tanah air dan lain-lain. Jadi bandar koran bekas mereka membelinya seharga 0,40 riyal lalu dijual ke penampungan 0.80 riyal mereka untung 0,40 halala,Adalah Mas Arman TKI Sopir asal Ciamis dalam satu bulan bisa mengumpulkan kertas koran sebanyak 3 ton atau lebih,artinya 3000 kg X 0.40 riyal= 1200 riyal didapat Arman setiap bulannya dengan ongkos gratis karena di ambil ke kamarnya,dengan cara diambil diangsur setiap seminggu sekali karena tak ada tempat luas buat tempat gudangnya,bila di rupiahkan k.l Rp.2 820.000 uang ceperan perbulan dan bisa lebih kalau jaringan sudah banyak,mendapat koran bekasnya dari teman sopir-sopir rumahan berbagai bangsa sebagai sampah buangan majikannya masing-masing. Mereka yang membuat VCD bajakan, keping VCD kosong hanya modal setengah riyal per keping,lalu setelah diisi kopian bisa dijual ke Toko Indonesia atau pengecer 1,5 riyal,untung satu riyal perkeping,meskipun bisnis ini sudah mulai suram karena banyak flashdisk dan memory micro SD,tetapi banyak yang masih berjalan.Untung satu riyal satu keping,teman saya yang sudah bisnis ini dari tahun 2004,bisa mengeluarkan 1000 keping atau lebih VCD bajakan.artinya tambahan 1000 riyal ceperan atau relatif sesuai omset. Ceperan yang lainnya yang beresiko,mengantar TKW kaburan bisa mendapat upah "taksi" seribu riyal per TKW dari majikan ilegalnya,atau jadi bandar judi bisa dapat lebih dari lima ratus riyal perharinya,dagang pulsa elektronik perharinya bisa beratus-ratus riyal  ke para PRT langganan baik secara sembunyi ataupun terang-terangan,yang sembunyi-sembunyi uang bayarannya di taruh dekat pintu atau tempat sampah oleh PRT. Atau yang berjual beli handphone, komputer, laptop dan gadget bekas lainnya,menjadi calo kargoan dari PRT ke kantor Kargo bisa mendapat ratus-ratus riyal juga dan itu ceperan juga. Tidak heran jika hanya seorang TKI informal sekalipun, kalau cerdas berbisnis di sela-sela tekanan dan kesibukan bekerja di majikan resminya mereka mempunyai penghasilan bulanan yang lebih dari sekedar gaji.Untuk menembus angka sembilan juta rupiah hanya butuh uang  sekitar 4000 riyal saja. PRT tidak bisa begitu leluasa berbisnis,namun uang ceperan selalu saja ada,misalnya dari uang hadiah ketika ajimahan atau uang sedekah dari anggota jemaah keluarga majikan atau ada  yang selalu dikasih bonus bila majikannya punya restauran misalnya dengan membuat adonan-adonan kue atau masakan. TKI Sopir yang ulet dan cerdas berbisnis jaman dahulu banyak yang bisnis calling visa mandiri untuk kebutuhan pembantu atau sopir keluarga majikan ,inipun beruntung besar bisa ribuan riyal perorang upahnya. Saat ini jika TKI migran yang  hanya mengandalkan gaji saja cenderung terus kekurangan,gaji 1200 riyal tidak akan cukup  jika mempunyai anak yang sudah SLTA atau Kuliah.Dengan demikian mereka dituntut untuk cerdik menangkap peluang-peluang penghasil uang ceperan. TKI yang berhasil seperti itu bisa mengirim uang ke tanah air sekitar delapan atau sepuluh juta tiap bulannya,jumlah gaji ditambah hasil uang bisnis sampingannya.Sebagaimana hukum hasil wirausaha yaitu penghasilan yang tidak terbatas. Tidak semua begitu tetapi saat ini banyak TKI PRT dan Sopir yang karena tekanan dan kebutuhan mendesak membuat otak mereka yang berjiwa wirausaha bergerak mencari jalan usaha sampingan tersebut dan kebanyakan berhasil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun