Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lonceng Kemiskinan dari Rakyat, Berebut Daging Kurban dan BLT

6 November 2011   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:00 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari mengapresiasi berita-berita tentang perebutan dan semangat saling berebut daging yang sering disaksikan di kanal TV geo atau di Discovery kanal tentang makhluk hidup yang berebut daging,sehingga ricuh dan barbar seperti di rimba belantara dengan siapa yang kuat itulah akan dapat,minimal akan berhasil lebih dulu atau pertama.Dan yang paling terkini adalah tayangan berebut Daging Kurban sampai ricuh.

Ironis sekali di negeri yang subur makmur tanah syorga,penghuninya ada yang sampai "menaruhkan' nyawa dan atau beradu pukul otot dan tidak melihat sesamanya yang terinjak,terdesak dan pingsan atau malah mati di kakinya demi mendapatkan sekilo dua kilo,atau malah hanya sepotong "daging".

Mulai dari pembagian BLT pencairan uang Bantuan Langsung Tunai (ikan pemanis citra rejim ini),pembagian zakat atau sumbangan-sumbangan bencana,sampai kepada pembagian daging kurban selalu dan selalu ada yang ricuh dan malahan sampai ada yang cedera terdesak,pingsan dan meninggal,(meskipun sebab meninggalnya karena sebab ketuaan,jantungan dll). Sebagai bagian dari anak bangsa ini kita selayaknya sedikit peduli dengan "fenomena" kondisil ini.

Ini adalah sebuah alarm atau lonceng peringatan bagi yang berfikir terutama para pemimpin negeri ini,apa benar orang miskin di Indonesia saat ini cenderung menurun,ya pasti menurun atau bertambah menurut versi penguasa bisa saja di mainkan sedemikian rupa,toh hanya masalah angka-angka digital persentase, apa susahnya?,tinggal kotak dan katik data lalu konferensi pers bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia cenderung menurun.

Tetapi lihatlah sekeliling kita dalam sehari-hari,anak jalanan,pengemis-pengemis,tiap hari selalu ada usaha kecil yang bangkrut,tiap hari selalu ada yang menagih dan ditagih utang gagal bayar lalu di rampas hartanya buat jaminan,tiap hari hampir semua rakyat kalangan ini sakit kepala mikirin setoran ke BPR,ke KOSIPA,ke Rentenir ke Bank ke BPR ke anu ke anu,itu semua potret kemiskinan sesungguhnya.

Apa masih belum terdengar alarm kemiskinan itu oleh pemerintah oleh para pemimpin negeri?

Paling aktual adalah ricuh disana-sini hanya untuk berebut sekeping sekerat daging menurut orang yang mampu,tetapi bagi mereka yang berebut itu adalah kenyataan sesungguhnya,sehari-hari makan dengan daging adalah barang langka di keluarga mereka,sebab itu di saat ada daging gratis tontonan seperti di kanal tv discovery tayangan makhluk pemakan daging berebut adalah potret original tentang kemiskinan yang riil dan nyata ,dan masih ada  banyak di Bumi Persada Indonesia ini

Selamat Hari raya Idul Qurban semua rekan kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun