Motor baru mengkilat. Kinclong sampai bisa ngaca. Lalu muncul perempuan bercelana pendek dengan dada berisi dan belahannya mengintip. Meraba-raba motor, terkagum-kagum. Lalu muncul laki-laki gagah, berjaket, nenteng helm. Saling senyum. Bibir si perempuan monyong-monyong sok seksi. Lalu berdua naik motor. Sule alias susu lengket. Rambut melambai-lambai sebagaimana si paha yang hanya tertutup celana pendek itu. Lho, tidak pake helm, harusnya sudah disemprit pak pulisi dong... Di suatu pameran di mall. Mobil mengkilat. Gressss, langsung didatangkan dari dealer. Pengunjung berdatangan. Ada yang berani mendekat, ada yang memandang dari kejauhan, minder mungkin ya. Ada yang menjaga mobil itu. Satu atau dua perempuan cantik, tinggi, seksoy pastinya. Soal baju, model minimalis adalah pilihan favorit. Sampai timbul joke "Mau test drive sekalian sama mbaknya...". Potret itu yang sering ada jika mengiklankan produk otomotif, baik itu motor ataupun mobil. Kenapa selalu ada model perempuannya?  Apakah dengan cara itu bisa menaikkan penjualan? Tidak tahu lah, belum ada penelitian tentang hal itu. Jika mau bicara tentang gender, dimana produk otomotif lebih identik dengan laki-laki, lalu memakai model perempuan. Kenapa tidak memakai model laki-laki saja? Biar lebih kelihatan nyata dan gagah kan? Itu baru iklan otomotif yang lebih 'menjual' modelnya yang dadanya harus sentosa. Belum pernah ada model dadarata. Masih banyak lagi iklan lebay lainnya. Gadis yang ditembak dengan 1000 mawar. Lalu setelah itu mawarnya pasti dibuang. Boros sekali dan tidak ramah lingkungan. Malah bikin go red, melawan go green yang sekarang sedang digembar gemborkan. Gadis sweet seventeen yang marah sama pacarnya. Semua orang mauuuuu saja menyampaikan maaf si pacar untuk dia. Sendirian di samping lapangan bola malam-malam, contoh apa itu? Walau hanya visualisasi kreatif, tapi kok tetap lebay... Mau jadi cowok hero? Lihatlah iklan rokok. Tapi perhatikan, dia tidak merokok lho.. Jadi mungkin ini pesan bahwa tidak perlu merokok untuk jadi sosok hero. Mau mendadak jadi pujaan? Lihatlah iklan pemutih wajah, bukan pemutih pakaian lho. Simsalabim, Bang Jalil pergi ke Palmerah, dari coklat dekil jadi putih cerah. Huebattt... Yah begitulah.. Tidak usah marah-marah, namanya juga iklan, menjual suatu produk. Kalau tidak suka ya, pecahkan saja kaca tivinya... Ilustrasi : Google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H