Saya bengong waktu keponakan bilang ada whitening cream 360, yaitu krim untuk memutihkan kulit. Yang saya tau, 360 itu aplikasi yang mungkin wajib ada di hape cewek maupun cowok yang fugnsinya untuk mempercantik wajah tanpa usaha. Wajah jerawatan dan penuh noda bisa jadi mulus. Kulit wajah coklat bisa jadi lebih cerah dan bersinar. Hingga benar dengan seloroh beberapa orang, “Muka itu dirawat, bukan diedit…”
Keponakan saya masih kelas 5 SD, dan kata ibunya dia nggak mau dibilang kalau kulitnya hitam. Kebetulan kulit saya sedikit lebih cerah dari dia, padahal dulu kulit dia lebih cerah dari saya. Mungkin karena kalau olahraga di sekolah sering kebagian waktu siang? Padahal kulitnya juga nggak bisa dibilang hitam, lha wong nggak gosong-gosong amat. Tepatnya mungkin coklat muda, nggak sampai sawo matang juga.
Krim pemutihkulit.Ya, ada beberapa hal yang membuat saya penasaran. Kalau saya searching, banyak toko online yang menjual krim pemutih wajah, dengan segala testimoni pemakainya. Testimoni yang dimuat hampir semuanya menyatakan puas karena wajah atau bagian tubuhnya sudah menjadi lebih putih, biasanyadisertai dengan foto Before danAfter. Wah, ternyata putih masih jadiimpian beberapa orang dan mungkin tanpa sadar bisa menimbulkan rasa iri dan tidak puas bagi mereka yang warna kulitnya lebih gelap dari yang cerah.
Harga yang relatif murah, mungkin itu juga alasan mengapa aneka produk jenis ini banyak dibeli. Tapi saya nggak percaya dengan harga murah yang bisa memberi efek secara instant. Sudah sering diberitakan creampemutih yang mengandung merkuri atau hidrokinon beserta efeknya. Tapirupanya kalau urusan mempercantik diri alias memutihkan wajah (walau mungkin badannya lebihgelap karena tidak mendapat perhatian khusus)bisa menghilangkan akal sehat.Harga murah, hasil oke, siapa yang nggak tertarik? Padahal, ada rupa ya ada harga. Tapi ya balik lagi, kalau ada yang murah, kenapa harus yang mahal? Jadilah lingkaran hasrat yang tak berujung pangkal. Karena kenyataannya, memanghanya orang berduit saja yang bisa menjalani perawatan untuk memutihkan seluruh tubuh, tidak hanya wajah saja. Perawatan itu biasanya tidak hanya sekali dan harus rutin dilakukan, dan sekali perawatan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Konon, dengan krim ini kulit gelap jadi putih, kulit putih jadi pink. Lah, kok plin plan begini? Produk ini saya temukan di laman dengan bahasa Malaysia dan Thailand. Harga berkisar 65-70 ringgit Malaysia. Saya nggak merekomendasikan lho…
Saya akhirnya bilang ke keponakan dengan bahasa yang sesederhana mungkin, bahwa krim wajah seperti itu bisa jadi berbahaya karena mengandung merkuri atau hidrokinon, walau produsen yang bersangkutan mungkin meng-klaim bahwa produknya bebas dari bahan berbahaya.
“Mau cantik sekarang sampe lima tahun tapi ke depannya kayak Mpok Ati mau?” tanya saya kekeponakan. (Maaf ya Mpok Atie, kasus ente kan beda ya, bukan karena krim 360 tapi karena silikon…). Kontan keponakan saya menggeleng keras. Sekarang dia masih bocah, belum bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tapi semoga saat remaja tidak tergoda mencoba ini itu atau merana karena dibully dengan teman-temannya yang berkulit putih. Mungkin ada sedikit pergolakan dalam hatinya, karena hanya dia dan ayahnya yang berkulit coklat, sementara ibu, kakak, paman, nenek dan kakeknya mendapat kulit yang cerah.
Ah, jadi bingung mau bilang kulit cerah atau putih?
Bersyukurlah atas apa yang sudah kamu dapat ya Dek…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H