Mohon tunggu...
Wienndy Dy
Wienndy Dy Mohon Tunggu... -

Suka baca, kayak pp-nya.. Suka pantai, jadi terbawa santai.. Suka tidur, tapi jarang bermimpi.. Karenanya, aku tidak punya banyak impian :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wah, orang Afrika Juga Ingin Putih (Antara Dencia dan Lupita Nyong’o)

12 Maret 2014   17:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian ini nyata menimpa Dencia, penyanyi asal Nigeria, Afrika Barat. Dencia sejak tahun 2011 menggunakan cream pemutih “Whitenicious” dan sekarang tampak sekali perbedaan yang significant. Krim Whitenicious ini kabarnya dapat mengubah warna kulit yang cokelat menjadi putih dalam 7 hari.

Walau dikecam, Dencia tidak memperdulikannya. Kritik tajampun bermunculan bahwa krim itu menimbulkan ketidaknyamanan perempuan muda di seluruh dunia dengan kulitnya.Sebaliknya, Dencia sempat berkilah bahwa krim yang dipakai hanya untuk menghilangkan bintik-bintik hitam di wajah dan bukan memutihkan sekujur tubuh. Dia berpendapat bahwa kulit putih yang sekarang dimilikinya adalah hasil kerja krim tersebut. Adapun resiko kanker yang mungkin terjadi, Decia berkeyakinan bahwa kanker tidak selalu disebabkan oleh kandungan krim.

Benarkah putih itu cantik? Antara Dencia dan Lupita Nyong’o, wanita asal Kenya, Afrika Timur ini mungkin berbeda definisi. Lupita Nyong’o yang mendapatkan Penghargaan Performa Terobosan Terbaik atas hasil kerjanya dalam film 12 Years a Slave, pada Pertemuan Wanita Kulit Hitam Hollywood ke-7 oleh Essence Magazine pekan lalu, pada salah satu kalimat dalam pidato penerimaan yang dibacakannya,

Saya menerima sebuah surat dari seorang perempuan: ‘Lupita, saya rasa Anda sangat beruntung menjadi sehitam ini namun sesukses ini di Hollywood. Saya baru saja akan membeli krim Whitenicious dari Dencia untuk mencerahkan warna kulit saya saat Anda muncul ke dunia dan menyelamatkan saya.’”

“Saya teringat masa di mana saya juga merasa tidak cantik. Saya menonton TV dan hanya melihat kulit pucat, saya diolok-olok dan digencet karena kulit segelap malam saya. Dan satu-satunya permintaan saya kepada Tuhan adalah agar saya terbangun dengan kulit yang lebih cerah. Saat pagi datang, saya menjadi sangat bersemangat untuk melihat kulit baru saya sehingga saya tidak akan menatap tubuh saya sampai saya berada di depan cermin karena saya ingin melihat wajah cerah saya lebih dulu. Dan setiap hari pula saya merasa kecewa karena saya tetap segelap hari sebelumnya.

Walaupun pernah galau di masa remajanya, sang ibunda terus mengingatkannya bahwa kecantikan tidak akan menghidupinya. Hingga akhirnya Lupita memahami maksud ibundanya bahwa kecantikan yang sebenarnya ada pada belas kasih pada diri Anda sendiri dan orang-orang di sekitar Anda. Kecantikan seperti itulah yang menghidupkan hati dan menawan jiwa. Di akhir pidatonya, Lupita menekankan agar perempuan dapat merasakan penerimaan terhadap kecantikan lahir namun juga memiliki kecantikan batin, karena tidak ada yang dapat menandingi kecantikan semacam itu.

Nah, yakinkah kita, apakah para perempuan di belahan bumi manapun sudah mempunyai kecantikan batin?

Sumber :

http://bahasa.aquila-style.com/mode-kecantikan/redefinisi-kecantikan-oleh-lupita-nyongo/

http://wolipop.detik.com/read/2014/03/11/180815/2522615/234/3/kulit-berubah-pasca-pakai-krim-pemutih-wanita-afrika-ini-dikecam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun