Mohon tunggu...
Zel Amurad
Zel Amurad Mohon Tunggu... -

alhamdulillah terlahir sehat wal afiat...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menengok Sensasi Selebritis: Efek Pemberitaan Ariel dan Raffi

17 Februari 2013   22:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:08 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media sedang heboh dengan berita para selebritis kita yang dalam istilah infotainment membuat “sensasi” yaitu, artis kita yang kemarin menginap di jeruji besi dan sekarang bebas atau pun tersangkut kasus narkoba. Di dalam berbagai berita dikabarkan perkembangan dari situasi kasus tersebut sementara infotainment beramai-ramai mengabarkan beragam pendapat dan tanggapan berterbangan dari orang-orang terdekat seleb tersebut untuk membela yang bersangkutan. Sungguh beruntung beliau karena infotainment tidak pernah memberitakan dengan nada yang negatif. Mereka selalu saja menyampaikan pesan-pesan dari teman terdekatnya untuk mensuport beliau. Sungguh contoh sahabat yang baik.

Di tengah-tengah semua pemberitaan tersebut, ada satu hal penting yang dilupakan: yaitu media lupa bahwa mereka tengah memberitakan sesuatu yang “tidak baik untuk ditiru”. Bagaimanakah reaksi anak muda kita terhadap pemberitaan selebritis tersebut? Apakah: “Oh, dia begitu ternyata cuma ditahan dong. Karir jalan. Eksis tetep. Kalo gitu gua juga boleh dong nyobain.”, atau “Wah maksiat memang tidak pernah membawa kebaikan ya, dan penyebarannya juga ada di berbagai kalangan. Selebritis juga banyak yang kena.”

Akan melegakan hati jika pikiran yang kedua yang berjalan di otak generasi muda kita. Kejadian yang demikian seharusnya menjadikan generasi muda lebih sadar akan bahaya seks bebas maupun obat-obatan terlarang. Jangan sampai dengan pemberitaan media yang padat dan santer itu malahan memberikan efek yang buruk ke dalam jiwa penontonnya. Jangan sampai pemberitaan tersebut malah menjadi contoh untuk ditiru oleh para penontonnya. Generasi muda di dunia nyata melihat bahwa maksiat yang mereka lakukan tidaklah aneh. “Wajar saja. Toh, banyak orang yang melakukannya. Justru sudah tidak zamannya melabeli hal-hal seperti itu sebagai maksiat.” Pikiran seperti itu bumerang yang sangat menyakitkan, bukan? Media yang seharusnya menjadi pengendali sosial dan corong informasi masyarakat malah perlahan-lahan menggerogoti moral bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun