Mohon tunggu...
widy S
widy S Mohon Tunggu... -

just ordinary female

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersiksa dan Menyiksa Cinta

6 Desember 2010   12:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I like Monday bukan kalimat yang lazim diucapkan hari Senin…tapi..

Tiap hari itulah Hari penantianku…

Ku menunggu dengan rasa gamang…

Ku menanti detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam…

Sampai ku berlabuh dalam buaian tidur menjelang tengah malam..

Yang tak biasa ku lakukan..

Yang terbiasa aku jatuh tertidurmenjelang awal malam..

Waktu penantianmu adalah yang terberat bagiku…

Waktu penantianmu adalah waktu teraneh dalam hidupku…

Tapi waktu penantianmu di hari Senin adalah semangat baru bagiku…

Ketika esok menjelang…saat matahari masih malu…

Saat semua tertatih menyambut subuh…

Saat ku memulai hari penantian…yang mulai habis…

Ku mulai langkahku berangkat ke luar Jakarta…

Ku mulai mempersiapkan diri berangakt ke kota kecil..tempat kerjaku…

Ku mulai memanaskan mobil dengan rasa rindu dan pilu…

Ku mulai menjalankan mobil dengan rasa rindu terpendam…

Wush..semua terasa cepat…dan sampai kekota ini…

Padahal ku menanti ia lewat pada jalan yangsama berbarengan denganku…

Tapi ia tiada terlihat di jalan tol itu…

Seperti yang lalu melewati kendaraanku dan melambai pada ku…

Dengan senyum manisnya ..yang memukauku

Saat Ku melihat sekeliling kantor ..hanya diriku

Tiada satu orangpun…

Ku melihat tak adatanda-tanda kendaraannya …

Rasanya kiamat ini sudah dekat…

Hanya tanda-tanda ketiadaannya membuatpilu dan kelu…

Satu menit, Dua menit…dan berjam-jam ..ku menanti ia

Ku menanti ia di mejaku…

Karena ia seringkali dalam bulan-bulan ini selalu mendekatiku….

N’tuk sekedar menyapaku…atau bersendagurau denganku….

Tapi ku tak tahu apa yang menghipnotisku…

Sampaiku selalu merindukannya ..tanpa ia tahu…

Sampaiku mengiba…mengharap datangnya…

Ternyata ketakutanku terjadi…aku tergantung padanya…

Ternyata hari ini ia tiada datang….

Entah kemana ia….Entah bagamana ia….

Padahal baru minggu lalu kami bercengkerama dan tertawa…

Tapitiap kali kejadian ini berulang …

Esoknya ia selalu tiada…dan pergi entah kemana….

Meninggalkan ku sendiri…menanti ia yang tak kunjung datang…

Hanya ia…dalam pikiranku

Hanya ia …dalam segenap hatiku…

Tapi kenapa ia selalu tanpa disadari…menyiksa aku

Serasa semua ini melumatdan melepehdiriku….

Minggu ini …minggu terberat ku…karena iatidak akanada …

Entah minggu depan…atau minggu selanjutnya….

Aku benci ia…aku benci ia…

Aku menangis sesegukan…karena serasa terpedaya olehnya..

Ketakutanku menjadi kenyataan…aku bergantung padanya…

Bila ia tidak ada…aku kehilangannya…

Padahal justru ia yang tertarik padaku..

Justru aku tersanjung meski masih berpikir logis…

Tapi dunia terbalik..justruakuserasa terjebak olehnya…

Akusemakin takut..dan takut…tak bisa melepaskan semua ini.

Takut…sekali…Takut ..sekali…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun