Suasana ruangan terasa panas dirasakan tubuh Salsa padahal lampu AC yang menempel di dinding masih menyala.
“Apa keputusan resign dari kantor merupakan jawaban final kamu atas tawaran saya selama ini Salsa?” pria berkemeja putih itu bertanya.
Salsa bingung harus menjawab apa. Dia memandang meja yang ada di depan kursinya. Mencoba mengalihkan pandangan dari tatapan pria yang duduk di hadapannya.
Inilah pertanyaan yang sudah diduga Salsa akan keluar dari mulut Pak Panji, pimpinan perusahaan di tempatnya bekerja. Bosnya yang akan segera menjadi mantan atasan.
“Salsa, jawab saya!” suara itu keluar lagi menuntut jawaban.
Salsa masih seperti patung, diam tak berbicara. Keringat mulai keluar membasahi wajahnya.
Ingin rasanya dia menjawab dengan suara lantang; iya, bapak benar. Ini jawaban final dari penawaran bapak.
Penawaran yang sama sekali tidak menarik, yang membuat dirinya gak betah berada di dekat atasannya.
Namun Salsa tidak senekat itu, bagaimanapun Pak Panji masih menjadi atasannya dan dia masih tahu sopan santun.
“Salsa!” kali ini suara itu sudah mulai meninggi.