Mohon tunggu...
Dwi Astini
Dwi Astini Mohon Tunggu... -

Menulis adalah hobi bukan bakat...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ber-emailan Dengan Professor Jepang Berdarah Indonesia

24 Februari 2011   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:18 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendapat email atau sms dari kekasih adalah hal yang biasa. Senang ya pastinya senang. Namun perasaan tersebut tak mungkin sesenang ketika saya mendapatkan email dari seseorang. Beliau adalah Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto,orang yang lahir di Indonesia namun kini menjadi warna negara Jepang.

Bermula dari saya menulis biografi singkat tentang beliau, khusunya latar belakang pendidikan yang ditempuhnya (dapat dibaca di sini). Namun hal itu mengundang banyak pertanyaan dari berbagai kalangan. Ada yang menyebutkan tidak ada nama sekolah dasar (SD) yang dicantumkan dalam tulisan saya, ada pula yang bertanya tentang ini dan itu.

Saya pribadi hanya iseng menulis tentang beliau, karena tertarik dengan cerita seorang dosen saya. Bayangkan, seorang dosen yang masih sangat muda, dan baru lulus master, rela menjadi “pembantu gratis” di seminar di sebuah hotel hanya untuk bisa bertemu dengan Prof. Dr. Ken K.S. Nah, kebetulan beliau diundang ke Indonesia bersama 100 ilmuwan lainnya di acara I-4 yaitu Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional.

Mendengar cerita perjuangan dosen saya yang menyedihkan sekaligus membanggakan ini, saya bertekad mencari di google tentang orang yang bernama Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto. Alhasil saya pribadi sangat kaget dengan latar pendidikan yang ditempuh oleh beliau. Beliau adalah peraih 4 gelar doktor di salah satu Universitas ternama di Jepang, terlebih berdarah Indonesia! Dan beliau adalah penemu obat cerdas yang mampu menelusuri sistem jaringan pembuluh darah untuk mencari sel kanker dan melumpuhkan, istilah lainnya “The Nano-Micro Bubble Contrast Agent.”

Pertanyaan demi pertanyaan yang muncul dari pembaca mengundang niat saya untuk mencari tahu kebenaran tersebut. Dan saya mencoba untuk memberanikan diri menulis email ke beliau. Tidak ada harapan untuk mendapat balasan email dari beliau. Pertama karena saya hanya menanyakan kebenaran tentang latar belakang pendidikan beliau. Kedua, beliau adalah seorang ilmuwan yang setiap saat harus melakukan riset, jikalau ada waktu pun saya rasa beliau akan istirahat dan menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang lebih berguna ketimbang membalas email saya.

Pada 22/12/2010 lalu saya menulis email ke beliau, dengan isi yang cukup panjang namun intinya adalah mendapat klarifikasi dan kebenaran dari latar belakang pendidikan beliau yang tercantum di Wikipedia. Kemudian sehari setelah itu, 23/12/2010, ada sebuah email yang masuk ke blackberry. Tak disangka ternyata email tersebut berasal dari alamat Prof.Dr.Ken K.S.

1298544267361722175
1298544267361722175
Beliau memberikan penjelasan dan juga sumber-sumber lain yang terkait dan actual mengenai latar belakang pendidikannya. Selain itu beliau mengatakan kemungkinan email ini adalah email terakhir yang beliau balas, karena sangat sibuk menghadapi ribuan fans dari berbagai negara dan juga harus fokus pada riset barunya.

Saya berpikir ya sudahlah, 1 email balas saja sudah sangat beruntung. Kemudian saya membalas email beliau dengan ucapan terima kasih dan berharap kelak bisa bertemu langsung dengan beliau. Tak lama kemudian ada email yang masuk, ternyata dari beliau lagi. Beliau memberikan referensi-referensi lainnya yang lebih lengkap, dan kini dikirim dengan beberapa lampiran.

Singkat kata terjadi email balas berbalas di antara saya dan Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto. Sampai pada email terakhir beliau mengirimkan email dengan pesan, beliau sedang dalam perjalanan menuju Eropa, dan beliau pun mengucapkan “Sampai bertemu di Indonesia”. Berhubung beliau sering diundang menjadi pembicara di seminar atau acara khususnya di Indonesia sendiri. Dan juga beliau pribadi berharap ada orang Indonesia yang nantinya bisa mengikuti jejak yang beliau tempuh.

NB: Suatu hari nanti saya berharap bisa bertemu, berjabat tangan, foto bersama, dan berdiskusi langsung dengan beliau. Secara pribadi saya sangat mengagumi beliau, bukan karena beliau orang Indonesia yang berhasil menjadi warga negara Jepang. Tapi karena riset beliau yang sangat bermanfaat dan dapat menolong banyak orang. Dan juga walau kini menjadi warga negara Jepang, tapi beliau tetap tidak melupakan tanah kelahirannya, Indonesia. SALUT! -DA

*Sudah dipublikasikan di sini*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun