Beginilah kalau terjadi human erorr, kereta api yang seharusnya bermasinis, menjadi kereta yang tidak bermasinis dan "liar", alias cepat dan tidak terkontrol. Bisa dibayangkan, kereta api dengan rangkaian 30 gerbong, memuat bahan bakar kimia yang beracun serta berbahaya yaitu "phenol" dan melaju dengan kecepatan tinggi hingga 110an km/jam.
Untuk diketahui, "phenol" merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun, membahayakan dan berpotensi menjadi ledakan yang dashyat apabila bertabrakan dengan gas ataupun zat kimia lain dalam jumlah yang besar, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.
Kesalahan ini bukanlah rekayasa, melainkan sebuah kisah nyata yang terkenal dengan insiden "Crazy Eights", saat kereta berkode CSX 888 bermuatan bahan kimia, genol, melaju tanpa masinis yang terjadi di Ohio, Amerika Serikat, 2001 yang lalu.
Will (Chris Pine), seorang pegawai baru, muda, ganteng, membawa nama keluarga yang sama dengan petinggi perusahaan, membuat dirinya menjadi sasaran kesinisan pegawai lama yang menganggapnya masih hijau ditambah dengan isu pemangkasan karyawan tua. Ia dipasangkan dengan mekanik kondektur Frank Barnes (Denzel Washington) yang sudah makan asam garam dunia perkeretaapian selama kurang lebih 28 tahun. Friksi senior-yunior antara Will dan Frank serta masalah pribadi masing-masing terbawa di lingkungan mereka bekerja.
Masalah pernikahan, Will sedang mengalami kondisi yang tidak menyenangkan dan Frank yang tak dapat menghadiri ulang tahun putri keduanya. Hari itu berjalan layaknya satu hari normal di tempat kerja. Setidaknya, hingga keteledoran seorang kondektur bernama Dewey yang ceroboh dan selalu menganggap sepele prosedur keamanan kereta api, dan mengabaikan pesan dari dari atasannya. Saat itu, ia lupa mengaitkan selang rem angin pada gerbong dan lokomotif utama, yang berakibat fatal tentunya.
Yang lebih mengesalkan dan membuat ubun-ubun Connie memuncak ialah wakil direktur perusahaan Oscar Galvin yang tak setuju dengan usulannya untuk menggulingkan kereta dengan alasan untung-rugi. “Ini bukan sekadar kereta biasa, ini bagaikan sebuah misil sebesar gedung Chrysler”, maki Connie kepada Oscar. Media segera mengetahui tentang kereta “mengamuk” ini yang menghancurkan apa saja yang menghalangi rel.Semua usaha menghentikan kereta gagal, bahkan mengambil korban jiwa.
Mereka harus mencari cara lain sebelum kereta memasuki kota Stanton yang padat penduduk dengan rel menikung tajam ditambah terdapat pabrik gas dan pabrik kimia di bawah belokan itu. Dengan kecepatan yang cukup tinggi dan juga berisi phenol cair, apabila di saat tikungan tersebut, kereta api tergelincir dan berbelok ke sisi pabrik, maka akan terjadi ledakan yang sangat besar. Bahkan disebut-sebut sebagai malapetaka terbesar yang terjadi selama sejarah Pennsylvania .
Bila itu terjadi, akan sangat mustahil menghentikan kereta tanpa masinis, membawa gerbong panjang dengan laju 114 kilometer per jam melewati tikungan itu. Nasib seluruh kota kini bergantung pada Will dan Frank dengan kereta berkode AWVR 7346 yang berada di jalur sepur terdekat dengan kereta 777.